Khawatir Pupuk Langka di Musim Ketiga
SRAGI – Musim tanan ke tiga tanaman jagung di wilayah Sragi pada Oktober mendatang nampaknya akan mengalami kesulitan pupuk bersubsidi. Hal ini disebabkan jumlah pemakaian pupuk bersubsidi pada musim tanan kedua di akhir Agustus ini telah mencapai batas kouta pemakaian. Hal tersebut diutarakan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Sragi, Eka Saputra. Dimana kesulitan pemenuhan pupuk bersubsidi ini telah terlihat pada musim tanam kedua saat ini. “Sudah ada tanda-tanda bahwa pada musim ke tiga tanaman jagung, akan mengalami kekurangan pupuk bersubsidi. Karena dari sekarang ini saja petani mulai mengeluh mendapatkan kesulitan pupuk bersubsidi,” ujar Eka memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Senin (30/8). Eka menjelaskan, kelangkaan pupuk bersubsidi yang akan dialami petani jagung pada musim tanam ketiga ini lantaran jumlah pemakaian pupuk bersubsidi telah mencapai kuota pada musim tanam ke dua saat ini. Ia menjelaskan, pada tahun ini pemerinta hanya mampu memberikan pupuk NPK bersubsidi hanya 275 kilogram per musim sedangkan kebutuhan petani 350 kilogram dalam semusim. Dan NPK hanya terpenuhi 283 kilogram permusim dari kebutuhan sebenarnya mencapai 450 kilogram. “Yang dipenuhi hanya 63 persen dari kebutuhan setiap musimnya. Jadi untuk memenuhi kekuranganya dimusim kedua ini petani terpaksa memakai kuota pupuk untuk di musim ke tiga. Artinya untuk kuota pupuk di musim ketiga sudah habis di musim ke dua ini,” terangnya. Meski begitu, tingkat penanaman jagung di musim ketiga masih sangat tinggi. Petani diarahkan untuk menggunakan pupuk non subsidi. “Tingkat penanaman masih tinggi, karena masi ada curah hujan. Kita juga mengaharpak petani bisa menggunakan pupuk non subsidi di musim tanam yang ke tiga nanti,” harapnya. (vid)
Sumber: