Ekowisata Mangrove Petengoran Kedepankan Pelestarian Hutan Mangrove

Ekowisata Mangrove Petengoran Kedepankan Pelestarian Hutan Mangrove

TELUK PANDAN - Destinasi Ekowisata Mangrove Petengoran di Desa Gebang, Kecamatan Teluk Panda, Kabupaten Pesawaran menawarkan sensasi rekreasi tracking mangrove sepanjang sekitar 800 meter.
Toni Yunizar, pengelola Ekowisata Mangrove Petengoran mengatakan bahwa konsep Ekowisata Mangrove Petengoran merupakan pelestarian hutan mangrove dengan berbagai jenis pohon mangrove yang hidup dan ditanam oleh kelompok pelestari mangrove diwilayah setempat.
\"Ekowisata ini berkonsep pelestarian hutan mangrove diwilayah pesisir Kabupaten Pesawaran dengan hutan konservasi mangrove sekitar 113 hektar. Dan kita memanfaatkan sedikit lahan konservasi hutan mangrove ini sebagai obyek ekowisata,\" ungkap Toni, Senin (30/8).
Toni menjelaskan, pengelolaan  ekowisata mangrove petengoran melibatkan dan memberdayakan masyarakat disekitar. Tentu saja hal ini untuk membantu masyarakat sekitar dalam memperoleh tambahan penghasilan bagi keluarga. Selain itu, dalam pengelolaanya, ekowisata mangrove petengoran tetepa mengedapankan sisi pelestarian hutan mangrove yang memiliki banyak manfaat bagi ekosistem.
\" Hutan mangrove menjadi sumber yang sangat jelas untuk menjaga ekosistem perairan antara laut, pantai dan darat. Selain itu, manfaat hutan mangrove juga akan membantu manusia dalam mendapatkan iklim dan cuaca yang paling nyaman untuk mencegah bencana alam. Hutan mangrove juga menjadi salah satu tempat berkembang biak ikan yang bisa memberikan kehidupan yang berkelanjutan bagi ekosistem laut,\" papar Toni.
Toni juga mengatakan bahwa manfaat dan fungsi hutan mangrove dari berbagai sudut pandang baik itu manfaat ekologi, manfaat ekonomi, manfaat fisik, manfaat biologi dan manfaat kimia maupun manfaat sosial sangat dirasakan dalam kehidupan masyarakat pesisir.
\"Sejak hidupnya kembali tanaman mangrove diwilayah kami ini, kasus penyakit malaria diwilayah kami juga menurun, karena hutan mangrove juga menjadi salah satu tempat bagi nyamuk,\" ungkap toni.
Lebih jauh Toni mengatakan, pengolalaan ekowisata mangrove petengoran ini terdapat berbagai spot bagi para pengunjung untuk bersantai, seperti lorong akar bumi hutan mangrove, saung apung, rakit, dan perahu kembar yang bisa digunakan oleh para pengunjung menikmati keindahan laut diwilayah setempat. Selain itu, pengelola ekowisata mangrove petengiran juga menyiapkan bibit mangrove bagi para pelestari mangrove.
\"Untuk tiket masuk ke ekowisata mangrove petengoran ini hanya sebesar Rp 15 ribu perorang. Sedangkan saung apung yang berada di depan ekowisata mangrove disewakan dengan harga Rp 500 ribu permalaman denga kapasitas 10 orang dengan fasilitas dua kamar tidur, MCK air tawar, alat masak, speaker audio, dan salah satu tempat bagi para pemancing. Selain itu terdapat juga pojok kuliner yang berada di area tracking mangrove. Bahkan pengelola Ekowisata Mangrove Petengoran juga bisa menyiapkan hidangan khas laut untuk para pengunjung,\" tuturnya.
Selanjutnya Toni mengatakan, dalam pengelolaan ekowisata mangrove bersama masyarakat sekitar, dirinya selalu menekankan terhadap pengunjung dan pengelola untuk selalu bersama-sama dalam menjaga kelestarian hutan mangrove.
\" Hutan mangrove memberikan obyek wisata yang berbeda dengan obyek wisata alam lainnya. Karakteristik hutannya yang berada di peralihan antara darat dan laut memiliki keunikan dalam beberapa hal. Para wisatawan juga memperoleh pelajaran tentang lingkungan langsung dari alam. Kegiatan ekowisata ini di samping memberikan pendapatan langsung bagi pengelola melalui penjualan tiket masuk dan parkir, juga mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat di sekitarnya dengan menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, seperti membuka warung makan, menyewakan perahu, dan menjadi pemandu wisata,\" tandasnya. (esn)

Sumber: