Edukasi Penanggulangan Bencana dengan KIE

Edukasi Penanggulangan Bencana dengan KIE

RAJABASA - BPBD Kabupaten Lampung Selatan bersama Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau (GAK) Hargo Pancoran menggelar KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) pengurangan risiko bencana di lapangan Kantor Desa Hargo Pancoran, Kecamatan Rajabasa, Selasa (31/8/2021). Kedua instansi itu memberikan pengetahuan kepada masyarakat bagaimana menghindari bencana agar tidak menelan korban jiwa. Selain itu, masyarakat juga diberi pemahaman mengenai penanganan luka-luka ketika bencana terjadi. Kemudian tata cara memperban luka, dan mengevakuasi korban ke tempat yang aman. Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau (GAK) Hargo Pancoran, Andi Suwandi, mengatakan pihaknya hanya menyampaikan pengetahuan dasar tentang gunung api. Andi menyampaikan hal itu karena sesuai dengan bidang yang dia pahami. Apalagi GAK memang terletak di Kecamatan Rajabasa. \"Tetap tenang, menghindari dan ikuti arahan pemerintah setempat. Kalau ada bencana, lari ke tempat yang tinggi. Ikuti petunjuk evakuasinya,\" katanya. Kasi Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Lampung Selatan, Syaifulloh, juga mengatakan hal senada. Menurut dia, ilmu yang menyoroti tentang KIE penanggulangan bencana perlu diketahui masyarakat banyak. Apalagi yang tinggal di desa rawan bencana, masyarakat harus lebih memahami cara menanganinya. \"Materi ini soal penanggulangan, bagaimana masyarakat meminimalisir risiko bahaya bencana yang kapan saja bisa terjadi,\" katanya. Kepala Desa Hargo Pancoran, Syarif Hidayat, mengatakan jajarannya bersama masyarakat desanya menyambut baik program dari BPBD. Menurut dia, dengan adanya KIE yang membahas tentang pengurangan risiko bencana, masyarakat bisa tahu hal-hal apa saja yang harus dilakukan sebelum bencana datang. \"Ke depan, kami minta agar pelatihan ini berkelanjutan. Karena desa ini terletak di lereng gunung dan di bawah laut,\" katanya. Jika melihat kondisi geografis, Desa Hargo Pancoran memang bisa dikatakan rawan. Syarif menilai adanya kondisi tersebut tidak menutup kemungkinan desanya dekat, dan rawan bencana. Syarif mengatakan pelatihan juga berperan dalam menggerakkan masyarakat dalam melakukan langkah sebelum dan sesudah bencana terjadi. \"Ini akan menambah pengetahuan tim satgas desa dalam penanganan darurat bencana,\" katanya. (rnd)  

Sumber: