Abrasi Gulung 5 Hektar Mangrove

Abrasi Gulung 5 Hektar Mangrove

Sudah Rusak 10.000 Mangrove dalam 6 Bulan

  SRAGI – Abrasi pantai kembali menghantam wilayah pesisir Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi. Dalam enam bulan terakhir lebih dari 10.000 tanaman mangrove dan lima hektar hutan rusak tergerus ombak. Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Hijau Lestari, Rizal mengatakan, kerusakan hutan mangrove ini terjadi sejak enam bulan terkahir. Musim angin timur dengan gelombang tinggi menyapu hutan dan tanaman mangrove di Dusun Kuala Jaya. “Dalam satu tahun ini, sudah dua kali terjadi abrasi dari musim angin timur. Dampaknya hutan mangrove yang kita jaga selama ini kembali rusak,” kata Rizal memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, di Dusun Kuala Jaya, Senin (20/9) kemarin. Rizal menuturkan, dalam satu tahu terakhir saja sudah lebih dari 20.000 tanaman mangrove tersapu ombak. Gelombang tinggi ini juga mengikis daratan sejauh 50 meter, akibatnya lima hektar hutang mangrove juga ikut hancur. “20.000 hektar ini merupakan bakau yang ditanam warga. Dan yang sangat kita sayangkan hutan mangrove yang lebat dan kita jaga bertahun tahun juga ikut hancur, semaunya ada lima hektar ratusan pohon api-api tubang disapu gelombang,” ungkap Rizal. Sementara itu Kepala Desa Bandar Agung Asikin mengungkapkan, abrasi pantai tak hanya merusak hutan mangrove di kawasan pesisir Kuala Jaya. Pada tahun ini enam hektar tambak udang milik masyarakat juga ikut hancur. “Tambak milik warga di Dusun Bandar Jaya juga ikut hancur disapu gelombang. Di tahun ini ada enam hektar tambak yang hilang disapu gelombang. Dan ini terjadi setiap tahun,”ujarnya. Asikin menuturkan dalam satu dekade terakhir hutang mangrove di kawasan pesisir desanya terus mendapat ancaman yang semakin besar. Selain disebabkan faktor alam, ulah manusia yang mengalifungsikan hutan bakau menjadi tambak juga turut menjadi penyebabnya. Asikin mengungkapakn Desa Bandar Agung  memiliki kawasan hutan seluas 279 hektar. Akibat kerusakan tersebut kita hutan mangrove yang tersisa kurang dari 10 persen. “Sekarang hanya tersisa 14 hektar hutan yang masih benar-benar belum tersentuh. Sisanya sudah rusak karena abrasi dan dijadikan tambak. Harapan kami ada upaya dari pemerintah, membuat tanggul penangkis untuk melindungi hutan mangrove,” harapnya. (vid)    

Sumber: