Ini Yang Dijelaskan Oleh Pihak Rekanan, Soal Poyek di Lematang
KALIANDA – Pelaksana lapangan PT Djuri Teknik, Muhammad Afri selaku pelaksana kegiatan DAK ( Dana Alokasi Khusus) Peningkatan Jalan dan Jembatan ruas jalan Lematang Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan senilai Rp5,6 Miliyar membantah pelaksanaan pembangunan infrastruktur tersebut disebut asal jadi. Ditemui di lokasi kegiatan, M.Afri meminta untuk mengecek langsung hasil pekerjaan di lapangan. Sehingga kata dia, kabar berita sejumlah media daring (Dalam Jaringan) yang mewartakan pekerjaan tersebut asal jadi dan tidak sesuai spesifikasi dapat di kros cek langsung di lapangan Kami selaku pelaksana kegiatan justru kaget disebut pekerjaan kami asal jadi. Kemudian disebut rigid beton tidak rapi, ketebalan pun katanya bervariasi. Alhasil kami cek berulang-ulang apa yang di lansir di sejumlah media itu, tapi apa yang diberitakan itu kami cek lagi tidak ada,” tukasnya, Rabu 29 September 2021. Dijelaskan, total panjang jalan 3,797 KM, lebar total jalan 4,5 M. Dengan rincian masing-masing bahu jalan kanan dan kiri berupa bahu jalan beton (rabat) 75 CM dengan menggunakan Beton struktur, fc’20 Mpa, lebar badan jalan aspal 3 M. Kendati demikian, M.Afri yang didampingi staff teknik Suwardi tidak menampik ada keretakan di sejumlah titik pekerjaan bahu jalan beton. Namun ditegaskannya, titik keretakan itu sebenarnya adalah batas antara bahu jalan berupa bahu jalan beton (rabat ) dengan badan jalan berupa Aspal Hotmix. Ya memang ada sedikit keretakan. Tapi jauh dari kata signifikan. Itu kan batas antara bahu jalan berupa bahu jalan beton ( rabat ) dan badan jalan berupa aspal hotmix,” kata Suwardi menambahkan. Lebih lanjut diungkapkan Suwardi, jika kegiatan tersebut baru tahap PHO ( Profesional Hand Over) / Serah Terima Awal Pekerjaan dan masih ada waktu 6 bulan dalam masa pemeliharaan. “Idealnya umur bahu jalan beton untuk dapat dilalui kendaraan adalah 28 hari. Namun kondisi di lapangan kadang di luar ekspektasi. Ternyata mobilitas masyarakat cukup tinggi dalam menggunakan jalan tersebut untuk aktifitas sehari-hari, bahkan tak jarang truck besar turut mengakses jalan yang sedang di bangun. Satu sisi kita mau pekerjaan kita dengan hasil maksimal, namun sisi lain kita juga tidak bisa melarang masyarakat untuk melalui jalan yang sedang di bangun,” tuturnya seraya mengaku masalah seperti itu sudah lumrah terjadi di lapangan sebagai resiko pekerjaan.(rls) Ini Yang Dijelaskan Oleh Pihak Rekanan, Soal Poyek di Lematang KALIANDA – Pelaksana lapangan PT Djuri Teknik, Muhammad Afri selaku pelaksana kegiatan DAK ( Dana Alokasi Khusus) Peningkatan Jalan dan Jembatan ruas jalan Lematang Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan senilai Rp5,6 Miliyar membantah pelaksanaan pembangunan infrastruktur tersebut disebut asal jadi. Ditemui di lokasi kegiatan, M.Afri meminta untuk mengecek langsung hasil pekerjaan di lapangan. Sehingga kata dia, kabar berita sejumlah media daring (Dalam Jaringan) yang mewartakan pekerjaan tersebut asal jadi dan tidak sesuai spesifikasi dapat di kros cek langsung di lapangan Kami selaku pelaksana kegiatan justru kaget disebut pekerjaan kami asal jadi. Kemudian disebut rigid beton tidak rapi, ketebalan pun katanya bervariasi. Alhasil kami cek berulang-ulang apa yang di lansir di sejumlah media itu, tapi apa yang diberitakan itu kami cek lagi tidak ada,” tukasnya, Rabu 29 September 2021. Dijelaskan, total panjang jalan 3,797 KM, lebar total jalan 4,5 M. Dengan rincian masing-masing bahu jalan kanan dan kiri berupa bahu jalan beton (rabat) 75 CM dengan menggunakan Beton struktur, fc’20 Mpa, lebar badan jalan aspal 3 M. Kendati demikian, M.Afri yang didampingi staff teknik Suwardi tidak menampik ada keretakan di sejumlah titik pekerjaan bahu jalan beton. Namun ditegaskannya, titik keretakan itu sebenarnya adalah batas antara bahu jalan berupa bahu jalan beton (rabat ) dengan badan jalan berupa Aspal Hotmix. Ya memang ada sedikit keretakan. Tapi jauh dari kata signifikan. Itu kan batas antara bahu jalan berupa bahu jalan beton ( rabat ) dan badan jalan berupa aspal hotmix,” kata Suwardi menambahkan. Lebih lanjut diungkapkan Suwardi, jika kegiatan tersebut baru tahap PHO ( Profesional Hand Over) / Serah Terima Awal Pekerjaan dan masih ada waktu 6 bulan dalam masa pemeliharaan. “Idealnya umur bahu jalan beton untuk dapat dilalui kendaraan adalah 28 hari. Namun kondisi di lapangan kadang di luar ekspektasi. Ternyata mobilitas masyarakat cukup tinggi dalam menggunakan jalan tersebut untuk aktifitas sehari-hari, bahkan tak jarang truck besar turut mengakses jalan yang sedang di bangun. Satu sisi kita mau pekerjaan kita dengan hasil maksimal, namun sisi lain kita juga tidak bisa melarang masyarakat untuk melalui jalan yang sedang di bangun,” tuturnya seraya mengaku masalah seperti itu sudah lumrah terjadi di lapangan sebagai resiko pekerjaan.(rls)
Sumber: