60 Hektar Padi Dihantam Angin Kencang

60 Hektar Padi Dihantam Angin Kencang

PALAS – Hujan deras disertai angin kencang pada Jumat (1/10) kembali menyebabkan puluhan hektar tanaman padi di wilayah Palas roboh. Nyoman Swastike (45) salah satu petani Desa Bali Agung mengatakan, robohnya tanaman padi disebabkan hujan deras disertai angin kencang yang terjadi pada Jumat dini hari. “Tanaman padi yang sudah mulai berbuah tidak kuat menahan terpaan angin kencang. Ditambah dengan curah hujan yang terus turun sehingga akar padi tidak kuat,” kata anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bali Jaya itu, Jumat pekan kemarin. Nyoman menjelaskan, akibat cuaca ekstrem tersebut setidaknya setengah hektar tanaman padi milikinya yang telah berusia 65 hari rata dengan tanah. “Padahal padi sudah berbuah dan mulai berisi. Kalau sudah roboh begini ya hasil panen akan menurun,” sambungnya. Hal tersebut juga diamini oleh Ketua Gapoktan Bali Jaya, Dewo Aji Sastrawan. Ia menjelaskan, rata-rata tanaman padi yang terdampak angin kencang tersebut berusia 70 – 85 hari setelah tanam (hst). “Yang terdampak ini berada di wilayah persawahan Pematang Buluh dan Sragi. Pada yang terdampak sudah mulai berisi, bahkan yang baru keluar buah,”ungkapnya. Dewo menjelaskan, di Bali Agung sendiri setidaknya teradapat 20 hektar tanaman padi yang roboh akibat hujan deras disertai angin kencang tersebut. “Kalau di Bali Agung ada sekitar 15 – 20 hektar yang roboh. Petani juga dipastikan merugi, hasil panen akan menurun karena buah padi tak maksimal lagi kalau sudah roboh,” terangnya. Sementara Plt. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Palas, Tarmijan mengungkapkan,  luas tanaman padi yang terdampak hujan deras disertai angin kencang tersebut mencapai 60 hektar yang tesebar di empat desa. Untuk di Desa Bali Agung luas tanaman padi yang roboh seluas 20 hektar, Bumi Asri 15 hektar, Pematang Baru 15 hektar, dan Desa Kali Rejo seluas 15 hektar. “Kalau dari laporan petani sudah ada 60 hektar yang roboh. Petani dipastikan akan merugi, karena bobot padi yang sudah roboh ini berkurang akibat buah padi yang tidak terisi dengan maksimal,” pungkasnya. (vid)PALAS – Hujan deras disertai angin kencang pada Jumat (1/10) kembali menyebabkan puluhan hektar tanaman padi di wilayah Palas roboh. Nyoman Swastike (45) salah satu petani Desa Bali Agung mengatakan, robohnya tanaman padi disebabkan hujan deras disertai angin kencang yang terjadi pada Jumat dini hari. “Tanaman padi yang sudah mulai berbuah tidak kuat menahan terpaan angin kencang. Ditambah dengan curah hujan yang terus turun sehingga akar padi tidak kuat,” kata anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bali Jaya itu, Jumat pekan kemarin. Nyoman menjelaskan, akibat cuaca ekstrem tersebut setidaknya setengah hektar tanaman padi milikinya yang telah berusia 65 hari rata dengan tanah. “Padahal padi sudah berbuah dan mulai berisi. Kalau sudah roboh begini ya hasil panen akan menurun,” sambungnya. Hal tersebut juga diamini oleh Ketua Gapoktan Bali Jaya, Dewo Aji Sastrawan. Ia menjelaskan, rata-rata tanaman padi yang terdampak angin kencang tersebut berusia 70 – 85 hari setelah tanam (hst). “Yang terdampak ini berada di wilayah persawahan Pematang Buluh dan Sragi. Pada yang terdampak sudah mulai berisi, bahkan yang baru keluar buah,”ungkapnya. Dewo menjelaskan, di Bali Agung sendiri setidaknya teradapat 20 hektar tanaman padi yang roboh akibat hujan deras disertai angin kencang tersebut. “Kalau di Bali Agung ada sekitar 15 – 20 hektar yang roboh. Petani juga dipastikan merugi, hasil panen akan menurun karena buah padi tak maksimal lagi kalau sudah roboh,” terangnya. Sementara Plt. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Palas, Tarmijan mengungkapkan, luas tanaman padi yang terdampak hujan deras disertai angin kencang tersebut mencapai 60 hektar yang tesebar di empat desa. Untuk di Desa Bali Agung luas tanaman padi yang roboh seluas 20 hektar, Bumi Asri 15 hektar, Pematang Baru 15 hektar, dan Desa Kali Rejo seluas 15 hektar. “Kalau dari laporan petani sudah ada 60 hektar yang roboh. Petani dipastikan akan merugi, karena bobot padi yang sudah roboh ini berkurang akibat buah padi yang tidak terisi dengan maksimal,” pungkasnya. (vid)

Sumber: