Harum Tembakau, Pupus di Palas

Harum Tembakau, Pupus di Palas

PALAS – Harum bau tembakau tak lagi terendus di Kecamatan Palas. Meski sempat melejit dimasanya, pertanian tembakau pelan-pelan beralih fungsi lahan. Sejak dua tahun terakhir, perkembangan petani tembakau di Kecamatan Palas terus mengalami kemunduran. Penyebab meredupnya jumlah petani tembakau yaitu peralihan lahan kering menjadi lahan sawah. Padahal sebelumnya, petani tembakau sempat mengalami kejayaan dengan meraup untung besar. Iskandar salah satu penggagas petani tembakau di Kecamatan Palas mengatakan, sejak terbentuk pada tahun 2013 jumlah anggota petani tembakau mencapai belasan orang. Dengan luas lahan mencapai 12 hektar yang tersebar di Desa Pulau Jaya, Bumi Restu, Tanjung Jaya, dan Bali Agung. “Dulu anggota petani tembakau di Palas ini cukup banyak, pusatnya di Desa Pulau Jaya. Tapi sekarang sudah meredup, sudah enggak ada lagi petani yang menanam tembakau,” kata Iskandar memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, di Desa Tanjung Jaya, Selasa (5/10) kemarin. Salah satu penyebab hilangnya sektor pertanian tembakau di Kecamatan Palas lantaran petani telah mengalih fungsikan lahan kering menjadi lahan sawah untuk menanam padi. “Sudah dua tahun ini, lahan tembakau cetak menjadi lahan sawah. Ya petani kita mungkin lebih tertari untuk menanam padi dibanding tembakau,” ungkap Iskandar. Padahal menanam tembakau memiliki peluang ekonomis yang cukup tingggi. Pada awal terbentuk petani tembakau di Kecamatan Palas juga rutin mendapat pelatihan dan pembinaan dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Lampung Selatan. “Terakhir kita dapat pembinaan 2019. Kalau bicara hasil, tembakau jauh lebih tinggi dibanding padi. Pada masa jaya, satu hektar tembakau bisa menghasilkan Rp 40 juta, sedangkan padi satu hektar hanya 28 juta,” kata dia. Sekretaris Desa Pulau Jaya, Supiyanto juga tak menampik Desa Pulau Jaya sempat menjadi pusat pertanian tembakau dengan luas lahan lima hingga sepuluh hektar. “Kalau mau cari lima hektar kebun tembakau, tapi itu dulu. Ya sangat disayangkan, padahal peluangnya sangat besar apalagi pada saat musim kering, petani bisa menanam tembakau,” pugkasnya. (vid)    

Sumber: