Jadi Alumni yang Menjaga Silaturahmi, Wali Kelas Anggap Nahal Anak Sendiri
Jiwa kepemimpinan Nahal Rizaq sudah terlihat sejak dirinya bersekolah. Hal ini rupanya menjadi modal yang mendorongnya sebagai lulusan terbaik akademi kepolisian (Akpol). Radar Lamsel mendapat cerita ini dari wali kelasnya di SMA 2 Bandarlampung. Laporan Idho Mai Saputra, KALIANDA DECAK KAGUM terhadap Nahal Rizaq tak bisa ditutupi Tety Efently Daulay, wali kelas Nahal Rizaq saat duduk dibangku kelas II SMA 2 Bandarlampung. Wali kelas yang dekat dengan Nahal ini juga tak menyangka jika anak didiknya kini mampu menoreh prestasi bersejarah pada institusi Polri. Yakni penyandang Gelar Adhi Makayasa 2016. Saat diwawancarai, rasa haru sekaligus bangga terus ditunjukan perempuan ini. Apalagi tatkala menceritakan Nahal dikala sekolah dulu. Menurut Tety, Nahal merupakan siswa yang low profile dan ramah terhadap semua tenaga pendidik. Dia juga mengakui Nahal sangat menyukai olahraga basket dan berbakat di olahraga itu. Yang paling membuatnya kagum, Nahal selalu berprestasi dibidang akademik. Meski disibukan dengan berbagai kegiatan organisasi sekolah, peringkat kelas tak pernah dilepas oleh Nahal. \"Nahal sangat sopan dengan semua guru. Kalau dengar nama Nahal, pasti fikiran kami terkenal dengan basket nya. Tetapi, dalam pelajaran di kelas juga sangat cerdas,\"ujar Tety kepada Radar Lamsel. Tety mengakui jiwa kepemimpinan Nahal Rizaq adalah hal yang paling mendorongnya dari dalam diri sampai mencapai kesuksesan saat ini. Menurut Tety hal itu sudah terlihat sejak semasa SMA. Sebab, dibawah kepemimpinan Nahal, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA 2 Bandarlampug berkembang pesat. Banyak kegiatan yang digelar dan meraih kesuksesan. \"Saat itu kegiatan OSIS sangat padat. Yang saya banggakan semua aktivitas itu tidak mempengaruhi kegiatan belajar di kelas,” kenang Tety. Tety mengakui hubungannya dengan Nahal sangat dalam. Bahkan, Nahal sudah dianggapnya sebagai anaknya sendiri. Hal serupa juga ditunjukan Nahal pada dirinya. Sebab, Nahal sering meluapkan curahan hati nya kepada Tety baik mengenai pelajaran ataupun dalam kehidupan sehari-hari. “Kala itu saya menyadari Nahal sudah ditinggal ibu kandungnya sejak di bangku SD. Jadi, sangat wajar kalau Nahal menganggap guru nya sebagai ibu kandungnya,” kata Tety. Menurut Tety, Nahal remaja sangat terlihat membutuhkan dan mencari sosok ibu kandung. Dia juga ingat moment dimana Nahal berpamitan pada dirinya saat ingin mengikuti kegiatan study tour sekolah. Saat itu, menurut Tety, semua siswa diantar oleh orang tuanya dan berpamitan dengan orang tuanya. Tetapi tidak dengan Nahal. “Namun dia berlari menghampiri saya sambil berkata saya pamitan sama ibu saja. Karena tidak ada orang tua yang mengantar. Itu sangat membuat saya haru,” kenang Tety lagi. Sikap rendah hati dan diri Nahal juga dipuji Tety. Tak hanya itu, sikap untuk menjaga silaturahmi dengan semua orang juga dipujinya. Sebab, Nahal Rizaq menjadi alumni yang paling rajin mengucapkan selamat hari raya melalui pesan singkat. Dia juga sering menelponnya untuk sekedar berbincang dan meluapkan curahan hati. \"Saya yakin dan berdoa Nahal bisa menjadi orang yang sukses. Mudah-mudahan sikap rendah hati nya tidak pernah hilang. Semoga dia selalu dalam lindungan sang pencipta,\" pungkasnya. (bersambung)
Sumber: