Pasar Modal Belum Dilirik Warga

Hasil Survei Nasional Literasi keuangan tahun 2019 di Lampung sebesar 30,97 persen. Hal itu menunjukkan masyarakat di Provinsi Lampung masih belum terlalu melirik industri Pasar Modal.   Kepala OJK Provinsi Lampung Bambang Hermanto mengatakan, pangsa industri pasar modal di Lampung masih relatif kecil dibandingkan dengan industri perbankan dan industri keuangan non bank lainnya. Dari hasil Survei Nasional Literasi Keuangan tahun 2019 menunjukkan bahwa indeks Well Literate penduduk Indonesia masih cukup rendah hanya sebesar 38,03 persen dengan tingkat literasi Provinsi Lampung sebesar 30,97 persen.   Sedangkan, indeks utilitas produk dan jasa keuangan penduduk Indonesia sebesar 76,19 persen dengan tingkat inklusi Provinsi Lampung sebesar 61,94 persen.   \"Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa pemanfaatan produk jasa keuangan oleh penduduk Lampung belum disertai dengan pemahaman yang memadai,\" katanya dalam kegiatan Investival (Indonesia Investment Festival)bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Provinsi Lampung, Senin (25/10).   Namun, lanjutnya, perkembangan pasar modal di Provinsi Lampung dari tahun ke tahun terus memperlihatkan pertumbuhan yang positif. Di mana tercatat, berdasarkan Single Investor Identification (SID), jumlah investor di Provinsi Lampung hingga posisi Agustus 2021 berjumlah 126.184 investor.   Dijelaskannya, Bulan Inklusi Keuangan (BIK) diharapkan dapat mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan. Ditambah, BIK telah ditetapkan sebagai agenda tahunan yang dilaksanakan sejak 2016 dalam rangka mendukung target inklusi keuangan tahun 2024 sebesar 90 persen.   \"Saya berharap kepada Bapak dan Ibu Guru atau akademisi yang hadir dalam Investival ini dapat memberikan pemahaman dan memotivasi siswanya untuk mengenal industri pasar modal, dan belajar berinvestasi sejak dini sehingga dapat memberikan kesempatan dan peluang bagi mahasiswa dan masyarakat untuk berinvestasi dan bertransaksi di industri pasar modal,\" pungkasnya. (rls)

Sumber: