Omzet Mainan Truk Terpukul Pandemi
![Omzet Mainan Truk Terpukul Pandemi](https://radarlamsel.disway.id/uploads/Foto-1-8.jpg)
TANJUNG BINTANG - Semenjak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ditengah pandemi Corona virus disease (Covid-19) membuat sejumlah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terpuruk. Itu, dirasakan oleh Yopi(20), salah seorang remaja asal Desa Sukanegara, Kecamatan Tanjung Bintang yang menekuni karirnya untuk menjadi pengrajin miniatur truk. Hasil karyanya itu dibandrol dengan harga ratusan ribu rupiah. Sayangnya, tiadanya permintaan miniatur truk semenjak PPKM membuat karir yang ditekuninya saat ini terperosok. Bahkan, Yopi sempat mencari alternatif lain dengan cara melamar pekerjaan di beberapa perusahaan yang ada di Desa Sukanegara. \"Sekarang nganggur nggak kerja. Ya mau bagaimana lagi, semenjak PPKM beberapa bulan yamg lalu macet, nggak ada yang pesan. Ngelamar kerja juga belum dapet panggilan,\" Ucap Yopi kepada Radar Lamsel di kediamannya, Selasa (9/11). Tiadanya sebuah pekerjaan mengharuskan Yopi harus terus mengasah skillnya di bidang kerajinan yang berbahan dasar kayu, seperti membuat meja dan kursi misalnya. Bahkan menurutnya, terdapat lebih dari 50 unit miniatur truk yang hanya ditumpuk dikediamannya akibat tidak adanya permintaan semenjak PPKM. \"Memang bisanya gitu, buat dulu nanti adanyang ngambil, harganya 110 sampai 130 ribu per unit. Mau diturunin harganya juga ngga ketemu. Sekarang belajar buat meja dan kursi, itupun ngga mesti ada yang pesan sebulan sekali. Bisa tapi belum mahir,\" Jelasnya. Disisi lain, ayah Yopi, Suparman(53) begitu miris melihat usaha yang ditekuni putera bungsunya itu tersendat. Menurutnya sejauh ini, miniatur truk karya Yopi yang sudah terjual kurang lebih sebanyak 800 unit. \"Saya selalu nasehati Yopi, jangan pernah putus asa, kalau mau bekerja ya jangan kerja yang kasar, jangan yang manggul-manggul. Sebenernya kalo ada modal lagi ya suruh ngampas aja, kaya ikan asin misalnya dari pasar ke pasar, cuman modalnya nggak ada. Kalo pas ngga ada pesanan kan bisa ngampas,\" Imbuhnya. Miniatur truk karya Yopi kata Suparman, sementara ini hanya dilempar kepada pengepul yang ada di Kecamatan Tanjung Bintang saja. Bahkan, pihaknya sudah berupaya menjual melalui sosial media namun hasilnya tetap nihil. \"Kita ngelemparnya ke penampung yang ada di Tanjung Bintang aja, tapi katanya penjualannya sudah tembus ke Pringsewu, Palembang. Udah dicoba jual juga lewat WA tapi tetep macet. Semenjak adanya penyekatan jalan itu mas,\" Kata dia. \"Modalnya untuk mulai ini juga kan besar mas, harus beli kompresor, harus beli alat pemotong triplek. Kalo untuk modal ya udah balik modal, tapi sebagai orang tua ya pengennya usaha yang ditekuni Yopi ini bisa berkelanjutan,\" Tutupnya.(rif)
Sumber: