Kelompok Tunas Tani Margorejo Jadi Pilot Project Integrated Farming

Kelompok Tunas Tani Margorejo Jadi Pilot Project Integrated Farming

TEGINENENG - Kelompok Tani Tunas Tani di Desa Margo Rejo, Kecamatan Tegineneng menjadi pilot project Integrated Farming program dari Kementerian Pertanian.
\"Desa Margo Rejo Kecamatan Tegineneng menjadi pilot project program integrated farming berbasis jagung, yaitu Pengembangan pola tanam jagung yang mengintegrasikan beberapa usaha pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan) yang dikelola secara terpadu dan serasi serta berorientasi ekonomi dan ekologis. Jadi selain terdapat tanaman pangan berupa jagung, juga terdapat tanaman horti, perkebunan dan peternakannya dalam satu hamparan,\" ungkap Kepala Bidang Tanaman Pangan Andriansyah mendampingi Sekretaris Dinas Pertanian Budi Wirawan saat meninjau integrated farming.
Dikatakan, diusulkannya program integrated farming  berangkat dari kelompok tani milenial yang dikelola kelompok tani Tunas Tani. Dimana, dengan dijadikannya Desa Margo Rejo sebagai pilot project integrated farming berbasis jagung, diharapkan kelompok tani di desa lainnya di Pesawaran dapat mengikuti jejak kelompok tani Tunas Tani tersebut.
\"Tidak menutup kemungkinan kedepan dapat diusulkan untuk desa lainnya. Dan tidak hanya melalui anggaran pusat tetapi juga melalui APBD untuk program duplikasi,\" jelasnya.
Dijelaskan, integrated farming di Desa Margo Rejo terdiri dari beberapa komoditi seperti Jagung, cabai, tomat. Kemudian di bidang peternakan yakni kambing, serta ternak lele, dar hasil tanaman jagung dapat menghasilkan pakan ternak, dan sebaliknya kotoran ternak dapat difermentasi dan dimanfaatkan sebagai pupuk untuk pertanaman jagung maupun tanaman hortikultura lainnya.
\"Kedepan untuk program duplikasi akan kita upayakan dapat dianggarkan melalui APBD,\" jelasnya.
Sementara, Pengelola Integrated Farming yang merupakan kelompok taruna tani tunas tani, Haryadi menambahkan integrated farming berada dalam satu hamparan dengan luas sekitar 20 hektar. Terdiri dari tanaman jagung, cabai, peternakan kambing dan ikan lele, bermula dari usulan tahun 2020 yang direalisasikan pada tahun ini dengan pagu anggaran sekitar Rp 150 juta pada kegiatan Pertanian Keluarga Kementerian Pertanian dan pada tahun 2021 dilanjutkan dengan Kegiatan Integrated Farming Berbasis Jagung dengan penambahan luas jagung dan tanaman lainnya.
\"Seperti kambing tadinya hanya 35 ekor, kini menjadi 39 ekor. Bantuan turun ada berupa anggaran dan benih. Untuk kandang kambing, lanjaran cabai, pembuatan kolam, dan pakan lele itu swadaya. Untuk kambing, lele, obat obatan, insektisida anggarannya bersumber dari  bantuan pusat,\" jelasnya.
Bahkan lanjut Haryadi beberapa waktu lalu integrated farming di Margo Rejo sudah ditinjau langsung oleh salah satu dirjen Kementerian Pertanian. Dan jika tidak ada halangan, rencananya akan turun lagi bantuan Ayam Kampung Unggul Baru (KUB) sebanyak 1000 ekor.
\"Ayam Kampung Unggul Baru (KUB) selain petelur juga pedaging. Untuk kandangnya akan
 kita bangun di lokasi ini juga, mudah mudahan segera direalisasikan,\" pungkasnya. (esn)

Sumber: