Swasembada Gizi Bikin Bappenas Angkat Topi

Swasembada Gizi Bikin Bappenas Angkat Topi

  SRAGI – Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan berhasil membuat Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Republik Indonesia angkat topi. Bappenas mengaku kagum dengan program swasembada gizi yang deterapkan untuk menurunkan stunting ini menjadi percontohan untuk diterapkan di wilayah lain, di tanah air. Itu diutarakan oleh Ketua Tim Kunjungan Daerah Aksi Integritas Program dan Kegiatan Perencanaan Penurunan Stunting, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bappenas, Zeny Darmawan saat mengunjungi Desa Sumber Sari, Kecamatan Srag, Jumat (28/11) pekan kemarin. Zeny mengatakan, kunjungan dari perwakilan pemerintah pusat ini upaya penurunan stunting yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan melalui program swasembada gizi. “Kunjungan dari nasional ini untuk belajar. Bagaimana upaya Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan untuk menurunkan stunting melalui program swasembada gizi,” kata Zeny memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Jumat sore lalu. Zeny menjelaskan, berdasarkan pendataan kesehetan nasional angka stunting di Lampung Selatan memang cukup tinggi. Namun angka stunting itu perlahan menurun melalui convergensi stunting yang dijalankan. “Convergensi stunting memang terjadi di sini (Lampung Selatan, red). Artinya program-progam yang disampaikan Bupati, berjalan dengan baik, seperti di Desa Sumber Sari ini,” sambungnya. Convergensi stunting melalui program swasembada gizi ini, kata Zeny, akan menjadi catatan yang kemudian akan diterapkan di wilayah lain di tanah air, yang memiliki karakteristik yang sama seperti Lampung Selatan. “Tentunya ini akan menjadi catatan bagi kami. Seperti upaya BUMDes yang turut mengalokasikan anggaran penurunan stunting, serta komitmen pemimpin daerah dan dukungan masyarakatnya,” sambungnya. Sementara itu Kepala Desa Sumbersari, Iwan Kuswaara menjelaskan, tak hanya mengimplementasikan program swasembada gizi saja. Desanya juga memiliki inovasi sendiri untuk menurunkan angka stunting yaitu, Gerakan Masyarakat Bersama Usir Stunting (Gembus). Dimana kegiaran ini memiliki program pembinaan keluarga stunting secara door to door. Mulai dari pengukuran berat badan tinggi badan balita. Pemberian makanan olahan, pemberian bahan pokok makanan, penyuluhan gizi dan kesehatan, pemeriksaan kesehatan, serta pemberian makanan tambahan. Upaya ini juga terbukti dapat menurunkan stunting di desanya, pada 2019 ada empat balita penderita stunting. Namun pada tahun ini telah terjadi penurunan stunting. “Saat ini hanya tersisa dua balita stunting. Harapan kita dengan adanya convergensi stunting ini Desa Sumbersari bebas dari balita stunting,” harapnya. Tim juga berkunjung ke Kecamatan Penengahan, nyatanya gerakan itu memang ada. Bahkan program swasembada gizi tidak hanya diperankan antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) saja, tetapi ada juga peran sari forum yang lain berjalan dalam program tersebut. Zeny mengatakan kerja sama itu bukan hanya memenuhi unsur penilaian, tapi juga ada uji penerapan. \"Bahwa memang konvergensi kerja sama antar OPD, dan CSR benar ada. Saya juga tanya, benar gitu sasarannya ada, penerima manfaatnya ada, ternyata memang ada,\" katanya. Jadi, kata Zeny, sasaran pun juga memanfaatkan potensi-potensi yang diberikan oleh OPD terkait termasuk CSR, untuk bisa memecahkan masalah stunting di Kabupaten Lampung Selatan, khususnya di Desa Pasuruan. Zeny juga melihat keinginan kepala desa, camat, unsur-unsur kegiatan yang ada di OPD dan dimotori oleh duta swasembada gizi sangat luar biasa. \"Yang kemarin diceritakan di kabupaten, ternyata sudah diimplementasikan di desa ini. Nah, itu sendiri jadi hal yang baik sekali,\" katanya. Lebih lanjut, Zeny mengatakan implementasi itu menjadi hal yang baik sekali yang bisa direplikasi, diduplikasi di mana pun di seluruh Indonesia. Mudah-mudahan, kata dia, Kabupaten Lampung Selatan menjadi contoh yang baik untuk bisa memecahkan permasalahan-permasalahan stunting. Baik itu penurunan, maupun pencegahan yang ada di Republik Indonesia. Dia akan melaporkan hasilnya program di Lampung Selatan kepada pimpinannya. \"Di tahun yang akan datang, Insyaallah Lampung Selatan ini bakal jadi indikator. Hasil pembelajaran juga akan di-share di tingkat nasional. Harapannya ke sana. Program ini layak diduplikasi di daerah lain, yang cocok tentunya, sesuai dengan karakter Lampung Selatan tentunya,\" katanya. Duta Swasembada Gizi Kabupaten Lampung Selatan, Hi. Winarni Nanang Ermanto, mengaku senang karena program swasembada gizi dan penanganan stunting di Lampung Selatan mendapat apresiasi dari Kementerian Bappenas. Menurut dia, hasil prakatik yang dilakukan sejak tahun 2019 sampai tahun 2021 dikirimkan ke pusat. Setelah dilihat dan diteliti, praktik yang dikirimkan mendapat perhatian. “Dalam percepatan penanganan stunting, Lampung Selatan bisa menurunkan stunting dengan signifikan. Perlu diketahui, karena gerakan kita adalah gerakan kebersamaan,” katanya. Maka, kata Winarni, hal itulah yang membuat Lampung Selatan siap menghadapi konvergensi. Artinya, harapan daerah untuk bisa menangani stunting bisa dilakukan dengan kebersamaan melalui sebuah gerakan. Semua ini berjalan berkat kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitarnya juga. Kepala Desa Pasuruan, Sumali, mengatakan penanganan stunting di desanya sangat diseriusi oleh pemerintah daerah. Dukungan itu membuat Sumali bersama aparaturnya, dan juga masyarakat berinisiatif membangun perkebunan desa yang ditanami berbagai macam sayuran. Nantinya, sayuran itu untuk membantu masyarakat yang terdampak stunting. Pemerintah Desa Pasuruan diberi bantuan bibit dari Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Holtikultura Kabupaten Lampung Selatan. Ada juga bantuan ternak bebek, dan ayam yang diberikan kepada warga yang salah satu anggota keluarganya mengalami stunting. Sama halnya dengan bantuan bibit ikan, dan semacamnya. “Kami juga membuat voucher bugisa (limbung gizi desa) yang kami berikan kepada KPM dengan stunting untuk dapat mengambil bantuan yang ada di swasembada gizi desa,\" ujarnya. Tak hanya membahas soal program swasembada gizi dan penanganan stunting, Tim Kunjungan Daerah dari Bappenas juga melihat lokasi penanaman sayuran-sayuran, ikan, ternak. Bahkan, produk-produk unggulan dari Kecamatan Penengahan juga tak luput dari perhatian. (vid/rnd/red)

Sumber: