Pengrajin Bambu Menjerit Dihantam Pandemi

Pengrajin Bambu Menjerit Dihantam Pandemi

  TANJUNG BINTANG - Wabah corona virus disease (covid-19) membuat para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merasa terpuruk.   Misdik salah satu pengrajin bamboo asal Desa Trimulyo, Kecamatan Tanjungbintang turut merasakan ganasnya pandemi, sejak itu pendapatannya kian menurun dari hari ke hari.   Sejatinya Misdik mulai menekuni karirnya sebagai pengrajin bambu sejak tahun 2018. Kala itu, dirinya sempat dibanjiri pesanan tepatnya pada tahun 2020, namun semenjak pandemi, pesanannya mengalami penurunan drastis.   Sebelum pandemi kata Misdik, dalam kurun waktu satu bulan ia bisa mendapat pesanan hingga tujuh set meja dan kursi yang berbahan dasar bambu. Bahkan, dirinya juga bisa mendapat pesanan ukiran foto dalam waktu satu minggu.   \"Sekarang satu minggu paling kenceng pesanannya satu set kursi. Awalnya sempat memperkerjakan sampai tiga orang, tapi sekarang dikerjain sendiri aja masih kurang,\" Ucapnya kepada Radar Lamsel di Desa Trimulyo, (29/11).   Mirisnya lagi, Misdik juga terkadang dibohongi oleh konsumen yang nakal. Konsumen tersebut memesan kerajinan bambu dan membatalkannya begitu saja, padahal kerajinan yang dipesan oleh konsumen telah dibuat.   \"Paling banyak yang batalin itu kerajinan ukiran foto, makanya ini numpuk ukiran foto yang batal dipesan, dan sekarang juga saya lebih mengutamakan pembuatan kursi dibanding ukiran foto. Orang-orang juga maunya murah tapi kualitasnya bagus, mereka (pemesan) nggak tau gimana proses dan kerumitannya,\" Kata dia.   \"Kalau pesan memang saya minta DP dulu untuk tanda jadi, seenggaknya kalau dibatalkan balik modal untuk bahan bakunya. Kecuali kalau pemesan kasih foto KTP, nah itu baru saya berani buatkan. Kalau nggak gitu ngeri, kadang dibatalin,\" Imbuhnya.   Tak hanya itu, dirinya juga berkeinginan untuk memberdayakan para ibu rumah tangga sekitar untuk membuat kerajinan dari sisa bahan bambu hasil kerajinan yang dibuat olehnya. Sayangnya, terkendala pada alat dan tempat lokasi untuk produksi.   \"Kan sisa potongan bambu itu bisa dibuat untuk tusuk sate atau besek, jadi nggak dibakar sia-sia. Tapi alat dan tempatnya nggak ada, saya juga ini ngerjainnya aja masih diluar, karena tempat yang ada sekarang ini sempit, kalau hujan juga pasti jadi hambatan,\" Pungkasnya.   Untuk sebuah mahakaryanya yang berbahan dasar bambu, pemilik akun Facebook Misdi\'k Bamboo Art ini membanderol harga yang murah. Satu set meja dan kursinya dihargai Rp. 500.000,- hingga Rp. 1.500.000,- tergantung model dan tingkat kerumitannya.   Sementara, gelas berbahan dasar bambu dibanderol dengan harga Rp. 5000,- saja dan untuk ukiran foto dari bambu dibanderol dengan harga Rp. 80.000,-. Misdik juga menerima pesanan pembuatan gazebo dan etalase yang berbahan dasar bambu.(rif)

Sumber: