Musim Rendeng Dibayangi Ancaman Tikus

Musim Rendeng Dibayangi Ancaman Tikus

BPP Lampung Minta Petani Kompak

PALAS – Serangan ama tikus nampaknya masih menjadi ancaman yang harus diwaspadai petani menjelang musim tanam rendeng yang akan datang. Sampai saat ini serangan hama tikus pada tanaman pangan, khusunya padi masih sulit dikendalikan. Lantaran kurangnya kekompakan petani untuk melakukan pengendalian secara serentak. Hal tersebut diutaraka oleh Widya Suara, Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Provinsi Lampung, Hasan Basri pada saat memberikan pelatihan teknis pengendalian organisme pengganggu tanaman pangan di Desa Bandan Hurip, Kecamatan Palas, Rabu (22/12). Hasan mengatakan, sampai saat ini serangan hama tikus masih menjadi ancaman terbesar pada musim tanaman rendeng yang akan datang. “Sebenarnya tidak hanya tikus saja. Pada penyemaian padi juga ada ancaman keong, kemudian ada hama wereng atau penggerek batang. Tapi yang lebih diwaspadai petani yaitu serangan hama tikus,” kata Hasan memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, di sela pelatihan tersebut. Kurangnya kekompakan petani masih menjadi penyebab masifnya serangan hama tikus pada tanaman pangan di wilayah Lampung Selatan. Hasan menjelaskan, tak hanya dalam melakukan pengendalian saja. penanaman padi juga harus dilakukan secaran serempak mengurangi serangan hama tikus. “Kuncinnya kekompakan petani. Baik dalam pengendalian hama serta penanaman juga harus dilakukan secara serentak, dengan begitu pupulasi hama tikus bisa dikendalikan dengan maksimal,” terangnya. Tak hanya itu saja, mitos membunuh satu tikus akan mengundang ribuan tikus yang masih banyak dipercaya juga membuat petani enggan melakukan pengendalian. “Masih ada yang percaya kalau dibunuh satu datang 1.000. Padahalkan sifat berkembang biak tikus itu memang cepat, satu jantan bisa mengawini lima betina. Setiap betina melahirkan 10 tikus,” sambungnya. Tak hanya itu saja, tak jarang pula dalam melakukan pengendalian lebih petani lebih memilih menggunakan pagar kawat beraliran listrik. “Jerat tikus seperti ini pemasangannya sangat tidak dianjurkan, apalagi untuk musim hujan bahaya untuk manusia juga. Sebetulnya cara pengendalian yang ramah lingkungan dengan kimia nabati,” terangnya. Sementara itu Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Palas, Tarmijan mengaharapkan dengan adanya pelatihan ini akan meningkatkan kekompakan petani dalam melakukan pengendalian hama. “Harapan kita kegiatan ini menambah wawasan petani. Menjadi lebih kompak lagi dalam melakukan pengendalian atau penanaman,” harapnya. (vid)

Sumber: