Walau Terusik Debu dan Bising Pabrik

Walau Terusik Debu dan Bising Pabrik

Warga Sekitar Pabrik Beras Tak Berani Protes

PALAS – Berdirinya pabrik beras di lingkungan pemukiman Dusun 02, Desa Palas Pasemah, Kecamatan Palas akhir-akhir ini mendapat keluhan dari masyarakat. Sejak beroprasi dua bulan lalu pabrik beras yang disebut-sebut milik mantan kontestan Calon Bupati Lampung Selatan itu membuat lingkungan terkena polusi debu bekatul dari pabrik pemoles tersebut. Salah satu warga setempat mengaku, sejak beroprasi pabrik pemolesan beras itu telah mendapat banyak keluhan dari masyarakat. Lantaran debu bekatul yang dihasilkan dari pabrik tersebut selalu berhamburan mencemari pemukiman masyarakat. “Banyak warga yang mengeluh dengan berdirinya pabrik pemoles beras ini. Sebab debu dari dedaknya ini berhamburan kemana-mana, lingkungan jadi kotor. Kena jemuran baju,” kata narasumber Radar Lamsel yang enggan menyebutkan namanya itu, Minggu (2/1) kemarin. Selain kotor akibat debu, aktivitas pabrik  hingga larut malam juga sangat menggangu masyarakat. Belum lagi limbah cair yang dihasilkan dari pabrik tersebut juga kerap menimbulkan bau. “Kalau mesin giling sudah beroprasi, suaranya itu bising. Kita sudah enggak bisa lagi nonton tv, ngobrol saja sudah susah. Bahkan mesin gilingnya beroprasi sampai jam 12 malam. Mengganggu, apalagi di lingkungan ini ada yang punya bayi. Belum  lagi kalau buang limbah air yang sudah bercampur dengan dedak itu sangat bau,” ungkapnya. Ia juga menduga pabrik milik itu belum mendapat izin lingkungan dari masyarakat. Sebab, sejak berdiri dua bulan lalu warga di lingkungan pabrik tak pernah dimintai izin oleh pihak desa atau pun pihak pabrik. “Enggak pernah kami dimintai izin dari pihak pemilik pabrik atau perusahaan. Kami juga ingin protes tapi enggak berani, kami cuma masyarakat kecil,” sambungnya. Tak hanya menimbulkan pulusi suara dan debu saja. Aktivitas pengangkutan beras di depan pabrik juga kerap mengganggu lalu lintas kendaraan. “Biasanya kalau sudah muat beras, banyak  mobil puso dipinggir jalan. Ini sangat mengganggu lalu lintas di jalan utama Kecamatan Palas,” kata warga lainnya. Kepala Dusun 02, Edi menuturkan, juga belum mengetahui apakah pabrik tersebut sudah mendapat izin lingkungan. Namun kata dia, sejak pabrik itu beroprasi dirinya belum pernah turun meminta izin lingkungan kepada masyarakat di sekitar pabrik. “Saya belum tahu sudah ada atau belum izin lingkungannya. Biasanya izin lingkungan itu diminta satu per satu dari warga, dan itu belum pernah saya lakukan ataupun RT,” ucapnya. Sementara itu Kepala Desa Palas Pasemah Evan Rastriandana juga belum mengetahui pabrik miliki mantan Calon Bupati itu sudah memiliki izin lingkungan atau belum. “Saya belum tahu apakah sudah punya izin atau belum. Sebab saya baru partama masuk kantor besok Seni (Hari ini’red), karena baru dilantik. Besok akan kita cek,” pungkasnya. (vid)

Sumber: