Keluarga Masih Trauma, Tuntut Hukuman Mati untuk Kasda
Keluarga korban pembantaian dua balita di Desa Tanjungan Kecamatan Katibungmenuntut agar Kasda (32) pelaku sekaligus ayah dari Alka (4) dan Yudha (2) diberi hukuman yang setimpal atas perbuatannya. Laporan Veri Dial Ariyatama, KATIBUNG TERPAL berwarna biru masih terpasang dihalaman rumah keluarga Ojah (30) kemarin. Suasana duka juga masih begitu terasa saat Radar Lamsel mendatangi kediaman ibu dari dua balita yang menjadi korban kebiadaban, Kasda (32) yang tega membunuh dua anak kandungnya sendiri. Tetapi senyuman berbalut kesedihan masih ditunjukan Ojah menyambut kedatangan Radar Lamseldi Dusun Umbulbayur Desa Tanjungan Kecamatan Katibung, Senin (25/7) kemarin. Sebelum tiba dilokasi Radar Lamsel juga sempat melihat beberapa warga berbalut perban dikepalanya berada disekitar rumah tersebut. Mereka ikut menjadi korban amukan Kasda pada Kamis (21/7). Radar Lamsel mendapat sambutan baik dari keluarga korban. Setelah bererjabatan tangan penulis dipersilahkan masuk rumah berwarna cat hijau tersebut. “Silahkan masuk mas,” ujar Basari (60) ayah Ojah. Keluarga ini masih terlihat trauma. Terlebih Ojah. Karena hampir semua orang tidak menyangka Kasda yang dikenal sayang terhadap anak dan istrinya tega melakukan hal tersebut. “Kami sekeluarga masih trauma atas kejadian itu,” kata Basari kepada Radar Lamsel. Basari menjelaskan tindakan keji yang dilakukan terhadap dua cucunya yang masih balita itu harus dapat dipertanggungjawabkan Kasda. “Kami mengharapkan hukuman yang setimpal untuk dia (Kasda’red),” ungkapnya. Hal Senada juga dikatakan Ojah (30). Ibu kandung dari Alka dan Yudha ini juga mengatakan bahwa hukuman mati adalah hukuman yang pantas disematkan untuk suaminya yang tega membunuh darah dagingnya sendiri. “Hukuman mati pantas diterima,” ujar Ojah. Ojah mengakui masih trauma pasca kejadian itu. Terlebih apa yang dilakukan suaminya saat malam kejadian masih membekas dalam ingatannya. Utamanya mengenai tindakan sadis suaminya yang langsung dilihatnya dengan mata telanjang.“Saya menyaksikan jelas bagaimana pelaku menghabisi nyawa anak saya,” ungkap ojah sambil menitikan air mata. Menurut dia sebelum kejadian itu dia dan suaminya sempat adu mulut lantaran masalah ekonomi yang mendera keluarga kecil tersebut. Namun tiba-tiba Kasda menjadi kalap dan berusaha membunuh Ojah beserta dua orang anaknya yang masih balita. “Sempat ribut, karena ia berusaha membunuh anak saya. Saya dihantam dengan batu hingga tergeletak bersimbah darah,” katanya. Ojah juga mengaku masih diselimuti rasa takut. Untuk itu meskipun Kasda sudah diperiksa kejiwaannya namun keluarga tetap menuntut hukuman yang setimpal atas perbuatannya tersebut. “Hukum mati saja, setimpal dengan perbuatannya terhadap Alka dan Yudha,” tandasnya. Sementara itu Didi yang merupakan tetangga korban mengatakan, sosok Kasda selama ini dikenal sayang terhadap anak dan isterinya. Namun entah kenapa tiba-tiba menjadi beringas seperti itu. “Dimata warga ia adalah sosok yang sayang terhadap anak dan isteri,” tutur dia. Salah satu contoh bukti Kasda sayang terhadap isterinya yaitu tatkala dia melihat Kasda yang tidak membiarkan Ojah membawa kayu bakar dari kebun desa. “Saya sempat melihat Kasda tak membiarkan isterinya membawa kayu,” ungkap dia. Selama bekerja di PLTA Suoh Lampung Barat, diketahui tidak ada masalah ditempatnya bekerja. “Kami tanya kepada rekan kerjanya, tidak ada masalah selama bekerja disana. Semua baik-baik saja,” ungkap pria yang juga menjadi sasaran Kasda pada peristiwa tersebut. Didi mengatakan sejak kejadian tersebut, warga sekitar masih tidak percaya atas apa yang dilakukan pelaku terhadap isteri dan anaknya tersebut. Namun hukuman yang setimpal pantas diberikan atas tindakannya tersebut. “Negara ini negara hukum, sudah sepatutnya diberikan hukuman yang setimpal,” pungkasnya. (*)
Sumber: