Ayam Aspirasi Banyak yang Mati

Ayam Aspirasi Banyak yang Mati

SRAGI – Bantuan ternak ayam melalui jalur aspirasi anggota dewan, di Kecamatan Sragi nampaknya gagal dikembangkan. Alih-alih bisa menambah pendapatan, bantuan ternak ayam tersebut justru menguras kantong kelompok tani. Musabnya bantuan 500 ekor ayam yang diterima oleh delapan anggota kelompok tani, mati dalam hitungan hari sejak ayam disalurkan pada 20 Desember tahun lalu. Ketua Kelompok Tani Muncul Makmur, Jamilatun mengatakan, bantuan ternak ayam jalur aspirasi anggota dewan Fraksi PDI Perjuangan itu mulai mengalami kematian sejak satu pekan pertama ayam diterima. Sampai saat ini, dari 500 ekor bantuan ayam yang diterima hanya tersisa sekitar 200 ekor saja. “Awalnya kita buat kandang koloni. Tapi karena banyak yang mati dan tak kuat membeli pakan akhirnya ayam kita bagi ke 22 orang angota kelompok. Sampai saat ini ayam terus mati, sudah lebih dari 300 ekor ayam yang mati,” kata Jamilatun kepada Radar Lamsel, saat disambangi di kediamannya Dusun Mulyo Sari, Desa Sukapura, Kecamatan Sragi, Rabu (6/4) kemarin. Tak hanya itu saja, selain tingginya kematian, pertumbuhan ayam joper ini juga sangat lambat. Hingga mebuatnya mengalami kerugian mencapai jutaan rupiah. “Setiap dua minggu kita habis biaya satu juta. Tapi itu ayam yang kita peliharan enggak besar besar. Kurus tidak ada dagingnya,” ungkapnya. Hal senada juga diutarakan oleh, Ketua Kelompok Pelita Jaya, Bakim. Salah satu penyebab tingginya tingkat kematian, ayam joper tersebut disalurkan masih berusia satu bulan. “Dulu kan pernah itu ada juga bantuan ayam joper tahun 2020, itu juga banyak yang mati padahal usia sudah tiga bulan. Apalagi yang kami terima ini masih satu bulan tingkat kematiannya sangat tinggi. Kalau tidak salah tendernya itu orang Lampung Timur,” ucapnya. Bakim juga mengaku, pemeliharaan ayam bantuan ini juga telah banyak menguras kas kelompoknya. Sedangkan ayam tersebut tak laku dijual dipasaran hingga saat ini. “Sudah habis uang lima juta. Bak simalakama, Mas  kita rawat uang kas habis tidak dirawat sayang. Ayam juga tidak laku dijual dipasar. Padahal pakan sudah pakai konsentrat ayam tetap saja kurus. Kecewa kita,”sambungnya. Sementara itu Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Kesehatan Hewan Kecamatan Palas – Sragi, Wartono menjelaskan, pada Desember tahun lalu ada delapan kelompok yang menjadi penerima bantuan ternak ayam jalur aspirasi anggota dewan PDI Perjuangan itu. “Ada delapan kelompok yang dapat. Di Sukapura dua kelompok, Baktirasa satu kelompok, Kuala Sekampung Empat Kelompok, dan Bandar Agung Satu Kelompok.  Satu kelompok menerima 500 ditambah 30 ekor cadangan, banyak yang laporan ayam bantuan ini mati,” kata Wartono. Selain disebabkan usia ayam yang masih satu bulan, kematian juga disebabkan oleh cuaca ekstrim yang terjadi pada Januari – Februari lalu. “Sejak diterima memang sudah ada yang mati, tapi puncaknya itu di bulan Januari – Februari karena cuaca ekstrim kita juga sudah melakukan upaya penyemprotan desinfektan,” pungkasnya. (vid)

Sumber: