Susut Panen Padi Kembali Diuji

Susut Panen Padi Kembali Diuji

PALAS - Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan  dan Hortikultura Provinsi Lampung kembali melakukan pengujian susut panen tanaman padi. Uji susut hasil panen setingkat provinsi yang dilaksanakan di Desa Pulau Tengah, Kecamatan Palas Selasa (21/6) kemarin juga melibatkan tenaga ahli bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP), Kementerian Pertanian. Subkoordinator PPHP, Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung Iwan Setiawan mengatakan, uji susut panen tanaman padi di Lampung terakhirkali dilaksanakan sepuluh tahun lalu, dengan hasil susut panen sebesar 2 persen dalam satu hektar lahan.

\"Lampung memang menduduki posisi teratas se Indonesia dengan susust panen terendah. Tapi pengujian terakhir kali dilaksanakan tahun 2012, dan susut ini kembali diuji untuk mengatahui hasilnya,\" kata Iwan usai melakukan pengambilan sampel, Selasa siang kemarin.
Iwan mengungkapkan, pengujian ini dilakukan dengan tiga metode panen yaitu, panen manual, traser, dan combine harvester. Dimana tiga metode ini masih diterapkan di Provinsi Lampung.
\"Kita ambil Lampung Selatan karena produksi padinya yang tinggi. Sample yang diambil dari tiga metode manual, traser, dan menggunakan combine. Dimana tiga metode ini masih banyak diterapkan di Lampung, meskipun saat sudah 90 persen sudah menggunakan combine,\" sambungnya.
Iwan mengungkapkan, uji susut hasil panen ini juga dinilai penting untuk mengurangi penyusutan pada saat proses panen. Serta hasilnya dapat menjadi kajian untuk program bantuan alat panen yang akan diberikan kepada petani.
“Susut dua persen memang kecil kalau dilihat dari satu hektar tanaman padi. Tapi kalau dihitung secara menyeluruh se Provinsi jumlah susut bisa mencapai ribuan ton. Nah susut inilah yang akan terus kita tekan melaui program bantuan alat pemanen padi seperti combine,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Lampung Selatan, Eka Saputra mengungkapkan, di tahun 2021 kemarin hasil produksi padi di Lampung Selatan berada di tingkat teratas di Provinsi Lampung mencapai 330 ribu ton dari luas lahan 51 ribu hektar.
“Tahun kemarin produksi padi kita tertinggi di Lampung. Dari situ kita juga bisa melihat jika ada 2 persen jumlah susut panen artinya ada sekitar 6 ribu ton padi yang terbuang sia-sia pada saat proses panen,” ungkapnya.
Eka juga berharap dengan adanya uji susut hasil panen ini juga akan membawa dampak positif di sektor penanaman padi di Lampung Selatan khususnya di Lampung Selatan.
“Harapan kita akan membawa pengaruh positif dalam metode panen di Lampung Selatan. Bila mana susut panen bisa lebih ditekan dengan menggunakan combine disbanding manual atau tarser itu artinya petani kita juga haru lebih maju dan modern menggunakan combine demi menekan susut panen,” pungkasnya. (vid)

Sumber: