Pembangunan Picu Banjir Diprotes
CANDIPURO – Kekecewaan masyarakat terhadap pembangunan jalan penghubung Desa Bumijaya – Trimomukti, Kecamatan Candipuro kian menjadi. Sebelumnya masyarakat dibuat kecewa lantaran pihak rekanan tidak menyediakan jalan alternatif pada pengerjaan jalan tersebut. Kini giliran hasil pembangunan gorong –gorong yang mendapat protes dari masyarakat. Pembangunan gorong-gorong yang seharusnya menjadi penangkal banjir, justru ancaman banjir di area persawahan Desa Bumijaya lantaran gorong-gorong yang dibangun tak mengikuti aliran irigasi. Kepala Desa Bumijaya, Aris Mustofa mengatakan, bukan hanya pada bagian ruas jalan saja yang menuai kecewa masyarakat karena kedapatan jalan rabat beton itu telah retak dibeberapa titik. Namun satu unit gorong-gorong yang dibangun oleh CV. Hang Tuah itu juga mendapat protes dari petani, lantaran gorong-gorong dibangun tidak mengikuti aliran jaringan irigasi.
“Pembangunan tidak mengikuti kondisi dilapangan. Gorong-gorong yang dibangun bergeser sekitar satu meter dari aliran irigasi atau gorong-gorong sebelumnya. Mulut gorong bukan menghadap aliran irigasi tapi menghadap tanggul irigasi,” kata Ariskepada Radar Lamsel, Senin (3/10) kemarin. Aris menjelaskan, seharusnya pembangunan gorong-gorong tersebut menjadi penangkal bajir yang kerap terjadi diarea persawahan tersebut. Namun pembangunan kali ini justru menambah ancaman banjir. Setidaknya ada sekitar 100 hektar area persawahan yang bakal terancam banjir akibat hasil pembangunan tak maksimal itu. Padahal kata Ari, anggaran yang digelontorkan untuk membangun jalan dan satu unit gorong tersebut mencapai Rp 1.979.788.311,42.
“Area ini kerap jadi langganan banjir kalau musim hujan. Kalau dibanguan seperti itu bukan jadi penangkal banjir. Tapi malah menambah ancaman banjir sawah masyarakat,” ungkapnya.Aris juga mengaku, pada saat pengerjaan ia kerap memberikan atensi kepada pihak rekanan agar pembangunan gorong-gorong tersebut mengikuti aliran irigasi, sesuai dengan kondisi di lapangan. Namun imbauan Aris tak indahkan oleh pengawas dari pihak rekanan.
“Sudah sering saya imbau supaya gorong-gorong dibangun tepat menghadap aliran sungai. Tapi alasan mereka pembangunan itu sudah sesuai mengikuti gambar di RAP dan keinginan masyarakat. Padahal ini gorong gorong utama untuk mengalirkan air,” ucapnya.Kekecewaan masyarakat ini juga memantik simpati Anggota Komis II DPRD Lampung Selatan, Edi Waluyo. Bahkan Politikus Partai PAN ini turun langsung untuk memastikan kondisi pembangunan gorong-gorong tersebut. Menurut keterangan Edi, dasar gorong-gorong yang dibangun oleh CV. Hang Tuah ini juga lebih tinggi dengan dasar saluran irigasi persawahan masyarakat.
“Tentu pembanguan gorong-gorong ini akan mengacam sawah masyarakat terendam banjir. Selain dipindah, dasar gorong-gorong juga jauh lebih tinggi dibanding dasar irigasi,” ucapnya.Edi juga mengharapkan, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Lampung Selatan dapat melakukan evaluasi apakah pembangunan gorong-gorong tersebut sudah sesuai dengan perencanaan.
“Kita juga mengharapkan ada evaluasi dari PU, apakah gorong-gorong yang dibangun ini sudah sesuai perencanaan. Hal ini juga harus jadi pembelajaran untuk PU, supaya kedepannya perencanaan lebih matang,” harapnya. (vid)
Sumber: