FEB Unila – University Teknologi MARA Malaysia Kepincut Potensi Way Kalam

FEB Unila – University Teknologi MARA Malaysia Kepincut Potensi Way Kalam

PENENGAHAN - Desa Way Kalam, Kecamatan Penengahan, jadi sasaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila dan University Teknologi MARA Malaysia dalam mengadakan International Joint Community Service Bussines Development untuk membenahi kelemahan ekonomi di masyarakat di sana. Kedua kampus itu menilai ada banyak sasaran dan potensi yang dimiliki oleh Desa Way Kalam. Supaya bisa berkembang lebih baik dalam hal produksi maupun pemasaran produk hingga ke luar daerah, maka harus ada lembaga ekonomi yang bisa mengakomodir itu. Universitas negeri pertama di Provinsi Lampung itu sengaja menggandeng universitas yang terletak di Selangor, Malaysia untuk mengembangkan pelbagai potensi di Desa Way Kalam. Tujuannya adalah menjadikan Desa Way Kalam sebagai desa wisata yang bisa go nasional. Ketua Pusat Inovasi dan Riset (PIR) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila, Profesor Dr. Ambiya, S.E.,M.Si. mengatakan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, kemampuan masyarakat, dan sarana prasarana dalam rangka memberikan manfaat dianggap sangat perlu untuk membentuk penguatan-penguatan lembaga ekonomi desa. Lembaga ekonomi desa yang dimaksud Ambiya adalah usaha individu, usaha kelompok, usaha UMKM, dan juga BUMDes. Ambiya sedang mencari solusi bagaimana mengembangkan desa sehingga memberikan dampaknya bagi masyarakat. Untuk merealisasikan keinginan itu, diperlukan treatmen-treatmen penguatan lembaga atau memanfaatkan potensi.

\"Kehadiran kita di sini untuk menerjemahkan itu. Membaca peluang, dan memberikan edukasi perencanaan bisnis supaya mampu bersaing,\" katanya saat ditemui Radar Lamsel di Desa Way Kalam, Selasa (1/11/2022).
Ambiya meyakini peluang yang sudah terbaca akan berdampak pada pendapatan masyarakat meningkat, dengan begitu kesejahteraan juga akan datang. Berdasarkan penilaian Ambiya, potensi alam untuk air bersih, kemampuan masyarakat mengolah produk lokal, potensi pengembangan lembah adalah hal yang perlu dimaksimalkan karena jarang dimiliki oleh desa lain. Tentunya potensi-potensi tersebut harus dimaksimalkan supaya memberi manfaat di tengah-tengah masyarakat. Namun Ambiya berpendapat ada beberapa kelemahan di lembaga masyarakat yang sejauh ini jadi penghalang untuk mengembangkan produk atau potensi yang dimiliki desa.
\"Kelemahannya akses pasar, struktur bazar. Contohnya orang datang mau beli, tapi yang beli yang menentukan harga karena punya kita belum punya kekuatan tawar,\" katanya.
Jika sudah diwadahi dengan BUMDes, semua produk yang dipasarkan sudah memiliki kekuatan dalam pemasaran. Tentunya harus dibarengi dengan kualitas yang sudah dijamin. BUMDes juga bisa jadi saran pemerintah desa maupun masyarakat bisa memasarkan produknya secara luas di pasaran maupun jual daring.
\"Kalau perlu izin ada BPOM, menyangkut makanan perlu seperti itu. Ini baru awal, tapi tanggapan pemerintah dan warga desa sudah bagus,\" kata Ambiya.
Ambiya tidak ingin kegiatannya hanya berhenti sampai di sini. Tetapi harus berkelanjutan. Persoalan yang ada di Way Kalam akan dibahas di tim Pusat Inovasi Bisnis dan Research di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila. Kebetulan Ambiya menjabat sebagai ketua di tim itu.
\"Kita akan buat model pemberdayaan di masyarakat desa. Sudah jalan sekarang, cuma perlu kelanjutan. Pelaku ekonomi harus punya jaringan, kalau enggak, mereka akan kesusahan,\" katanya.
Camat Penengahan, Jaelani, S.STP sangat mendukung program yang tengah digagas oleh FEB Unila dan juga University Teknologi MARA di Desa Way Kalam. Jaelani juga setuju dengan langkah-langkah dan cara yang dipakai oleh kedua kampus itu dalam memasarkan potensi-potensi yang dimiliki Desa Way Kalam.
\"Kita memang perlu kerja sama dengan pihak luar. Supaya produk dan pemasaran di sini bisa keluar, dan banyak diminati,\" katanya.
Kepala Desa Way Kalam, Abdul Rasyid, mengakui kalau desanya memiliki banyak produk UMKM dan juga potensi alam yang luar biasa. Hanya saja masih ada kelemahan yang menjadi penghalang sehingga produknya tidak bisa dipasarkan dengan luas. Begitu pulang dengan potensi wisata yang terhalang oleh sempitnya akses.
\"Tetapi kami optimis, kalau kami bisa. Apalagi dengan adanya bantuan dari teman-teman Unila. Kami ingin rencana yang sudah dirancang berjalan sesuai dengan harapan,\" katanya. (rnd)

Sumber: