Harga Gabah Meroket, Pabrik Kecil Kelimpungan
PALAS – Harga jual gabah tingkat petani kian melejit. Memasuki penghujung musim panen, kini harga jual gabah di wilayah Palas mencapai Rp 5.300 per kilogramnya. Harga mengalami kenaikan sebesar Rp 300 rupiah, sejak satu pekan belakangan. Ketut Purne (45) mengatakan, harga jual gabah mengalami kenaikan setelah memasuki penghujung musim panen. Dari harga Rp 5.000 naik menjadi Rp 5.300 per kilogramnya.
“Harga semakin naik karena saat ini sudah mau habis masa panen. Di Bali Agung saja tinggal sedikit lagi yang belum panen di wilayah persawahan Ujung Jami,” kata Ketut kepada Radar Lamsel, Senin (21/11) kemarin.Ketut mengungkapkan, meski saat ini petani Desa Bali Agung terus diganjar dengan harga tinggi. Namun pada musim panen saat ini petani desa setempat kesulitan untuk mengangkut hasil panen padi, lantaran kondisi jalan usaha tani yang buruk.
“Tapi saat ini kita juga masih kesulitan mengangkut hasil panen dari sawah. Jalannya usaha tani hancur akibat curah hujan, otomatis ongkos angkut jadi ikut nai, sampai Rp 70 ribu per karung,” sambungnya.Plt. Kepala Unit Pelaskana Teknis (UPT) Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Palas, Tarmijan juga mengamini kian melonjaknya harga jual gabah tersebut. Untuk harga gabah varietas padi panjang sudah berada di kisaran Rp 5.200 – Rp 5.300 per kilogram. Sementara untuk padi bulat di jual petani dengan harga Rp 5.000 per kilogram dari sebelumnya yaitu, Rp 4.800 per kilogram.
“Untuk semua varietas padi panjang dan bulat mengalami kenaikan semua. Bahkan untuk padi panjang saat ini sudah diangka Rp 5.300,” ungkapnya. Tarmijan menjelaskan, dari 5.582 hektar hamparan tanaman padi, saat yang telah memasuki masa panen sekitar 75 persen atau seluas 4.000 hektar. “Saat ini yang akan memasuki musim panen yaitu, Desa Mekarmulya, Palasjaya, Pulau Tengah, Palas Pasemah, Palas Aji, Pematang Baru, dan Sukaraja,” ungkapnya.Terus meroketnya harga jual gabah di tingkat petani saat membuat pelaku pengusaha pabrik beras menengah ke bawah kelimpungan. Saat ini hasil panen gabah di wilayah Palas sudah dikuasai dua pabrik besar guna memenuhi pasokan beras Badan Urusan Logistik (Bolog). Salah satu pengusaha pabrik beras, Ali Hidayat (38) mengaku, melonjak harga jual gabah di tingkat petani disebabkan naiknya harga beli beras dari Bulog yang mencapai Rp 10.100 per kilogram.
“Sebelumnya bulog hanya membeli beras Rp 9.600 dari pabrik. Sekarang sudah Rp 10.100 hal ini otomatis mendongkrak harga jual gabah di tingkat petani. Bahkan sekarang sudah ada yang Rp 5.400,” ucap Ali.Ali menuturkan, melonjaknya harga jual gabah saat ini berdampak buruk bagi pemilik pabrik beras di wilayah Palas. Bahkan untuk pabrik sekala kecil kini tak beroprasi lantaran kesulitan mencari gabah. Penjualan gabah di wilayah Palas, saat ini juga sudah dikuasai oleh dua pabrik besar yang miliki kontrak kerjasama dengan Bulog.
“Saat gabah di Palas sudah dikuasai dua pabrik besar, yang berada di Desa Sukaraja dan Desa Rejomulyo. Mereka berani beli gabah dengan harga tinggi agar bisa memenuhi kontrak Bulog. Sementara pabrik kecili susah, penjualan hanya lokal saja itu juga penjualan enggak banyak,” pungkas Ali. (vid)
Sumber: