Paruh Baya Mengais Rezeki dengan Jual Roti Keliling Kampung

Paruh Baya Mengais Rezeki dengan Jual Roti Keliling Kampung

KALIANDA – Lanjut usia (Lansia) tidak menjadi batasan atau hambatan untuk mengais rezeki bagi Sumijan, Lingkungan Sukamandi, Kelurahan Bumiagung, Kecamatan Kalianda. Laki-laki paruh baya berusia 73 tahun ini hampir setiap hari berjalan mendorong gerobaknya untuk mengais rejeki dengan berjualan roti keliling desa. Kondisi fisik yang sudah tua tidak menjadi kendala bagi Sumijan untuk menempuh jarak berkilo-kilo meter agar barang dagangannya habis terjual. Sumijan mengaku, sebelumnya dirinya sempat membuka usaha warung dirumahnya. Namun sayang, warungnya itu tidak bisa bertahan lama karena sepi pembeli. Dia terpaksa memilih untuk berjualan keliling kampung agar barang dagangannya laku dan mendapatkan rezeki untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. “Mau bagaimana lagi nak, kalau tidak jalan nanti tidak ada yang beli,” kata Sumijan saat dijumpai kepada Radar Lamsel, Selasa (9/8). Lebih lanjut Sumijan menuturkan, sebelum berjualan keliling dan tidak ingin lama-lama menganggur, dia kemudian menjadi tukang ojek. Namun naas, kecelakaan yang menimpanya kembali memaksa dirinya untuk beristirahat. “Waktu mengojek saya pernah kecelakaan, saya takut untuk mengojek lagi. Setelah itulah saya putuskan untuk berjualan roti saja,” terang Sumijan. Menurut Sumijan, sudah berjualan roti keliling sekitar 15 tahun lamanya. Selama menjalani profesi ini, ia berangkat dari rumah pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 16.00 WIB. Setiap harinya, Sumijan membawa roti yang akan dijual sebanyak 60 sampai 70 buah. Dia mengaku mengambil roti dari seorang pedagang roti yang tinggal seputar Kalianda. “Saya membayar roti dengan harga Rp1500 kemudian saya menjualnya kembali dengan harga Rp2000 perbuah,” tuturnya. Walau dengan keuntungan Rp500/bijinya, tidak lantas Sumijan membuat Sumijan menyerah untuk berjualan roti. Menurut dia, walau sekecil apapun untungnya, itu adalah hasil kerja keras dan usahanya. Saat Radar Lamsel melihat Sumijan berjualan, masyarakat yang singgah untuk membeli terkadang tidak mau mengambil kembaliannya tapi diberikan kepadanya. “Orang tadi beli roti dua, tapi saya dikasih uang Rp5000. Saya bilang tidak ada kembaliannya,tapi orang itu bilang ambil aja buat bapak,” ungkapnya. Sumijan menambahkan, orang-orang yang membeli terkadang melebihkan uang yang diberikan kepadanya. “Yang membeli macam-macam, ada yang beli sedikit ada juga yang membeli banyak. Ada yang beli dua roti tapi memberi uang Rp8000, ada juga yang membeli tiga roti memberi uang Rp.20,000,” ucapnya. Terkadang, lanjut Sumijan, dia mengaku sering menerima uang Rp.50,000 sampai Rp.100,000 dari hasil 1 atau 2 biji roti. “Waktu itu ada yang membeli roti 1 biji, tapi memberi uang Rp100,000. Jujur, saya sering mendapatkan uang lebih tapi tidak sebesar itu,” tuturnya. Sumijan mengatakan, walaupun jualannya habis atau tidak habis, laku atau tidak laku, laki-laki paruh baya ini akan tetap berjalan untuk menjual roti-rotinya. “Habis atau tidaknya roti yang saya jual, saya akan tetap keliling. Walau yang laku hanya sedikit, saya akan tetap mensyukuri. Berapapun hasilnya, itu adalah rezeki dari Allah SWT yang diberikan kepada saya,” pungkasnya. (Cw1)

Sumber: