Rekanan Patut Waswas, Proyek Ternak yang Mangkrak Dilaporkan ke Aparat Penegak Hukum

Rekanan Patut Waswas, Proyek Ternak yang Mangkrak Dilaporkan ke Aparat Penegak Hukum

Febi – Inilah lokasi proyek yang menelan dana miliaran di Kecamatan natar, Kondisinya terabaikan tanpa menghasilkan dampak bagi warga sekitar.--

NATAR, RADARLAMSEL.COM – Mangkraknya Proyek Perikanan, Perkebunan dan Peternakan sapi yang berada di desa Pancasila kecamatan Natar Lampung Selatan menuai kecaman Dewan Pimpinan Pusat Pergerakan Masyarakat Analisis Kebijakan, proyek tersebut dalam tahap pengumpulan data untuk dilaporkan ke Aparat Penegak hukum (APH) 

 

Menurut Ketua DPP Pergerakan Masyarakat Analisis Kebijakan, Swadi Romli proyek tersebut diduga kuat tempat ajang korupsi lantaran tidak mungkin anggaran digelontorkan miliaran tetapi hasil tidak ada, atas hal itu pengumpulan data sudah dilakukan untuk dilaporkan. 

 

" dugaannya begini, yang penting di bangun proyeknya setelah selsai lakukan serimonial foto-foto selanjutnya terserah mau berhasil atau nggak tidak ada urusan. yang melihat juga nggak ada karena jauh dari keramaian, tapi faktanya sekrang tercium kebusukannya. padahal tujuan proyek itu sangat mulia untuk mendongkrak ekonomi masyarakat sekitar dan ketahanan pangan desa sebagai wujud penuntasan stunting di kecamatan ini, " kata Swadi Romli, Senin (22/5/2023). 

 

Menurut Romli, anggaran membangun Proyek tersebut dia menduga lebih dari Rp1 Miliar, karena harus membuka lahan, membangun perkantoran, membeli peralatan, pengadaan bibit tanaman, benih ikan dan hewan ternak sapi. 

BACA JUGA:Hore! Pembagian Bonus Buat Atlet Lamsel Antara Tanggal 29 - 31 Mei

 

hal seperti ini lanjut Romli, masyarakat harus peka selain uang pembangunan tersebut berasal dari masyarakat yang malu desa itu, karena punya program dari pemerintah dijadikan ajang duggan korupsi. 

 

" Kenapa dibangun kalau tidak berhasil, orang membangun proyek tentu sudah punya tujuan yang jelas kalau sepeti ini artinya menghabur-hamburkan uang negara tidak ada hasilnya, " kata Romli. 

 

Selaku Warga Natar dia merasa kecewa dengan pemerintah Provinsi dan pengelolaan proyek tersebut, " saya warga Natar sangat malu sekali, punya proyek yang begitu bagusnya tapi terbengkalai padahal tujuannya sangat bagus, sangat mulia ditambah anggarannya sangat besar, " jelasnya. 

 

Pengumpulan data proyek tersebut sudah dilakukan untuk bahan laporan ke Kejati Lampung, Kejari Lampung Selatan dan Polda serta Polres Lampung Selatan, " Pasti kami laporkan, kami minta proyek itu ditinjau dan diselidiki penegak hukum kemana anggarannya selama ini, nggak mungkin proyek mangkrak hanya karena tidak kuat bayar listrik dan beli pakan pasti ada dugaan korupsi didalamnya. " jelasnya. 

 

Kepala desa Pancasila Suwondo Sudarsono saat di tanya mengenai proyek tersebut menyebutkan bahwa pemerintah desa tidak tahu personal itu, karena pemerintah tidak ikut dalam mengerjakan atau pelaksanaan dari proyek mangkrak tesebut. 

 

" Setahu saya punya provinsi, betul mangkrak dan nggak ada hasil, tapi penyebab mangkraknya saya kurang paham. " Katanya. 

 

Kades mengatakan bahwa benar dana untuk membangun proyek tersebut diperkirakan lebih Rp1 Miliar, karena perlatan untuk budidaya ikan, perkebunan ketika itu sangat lengkap, bahkan ada hewan sapi juga. 

 

" Ya diperkirakan lebih Rp1 Miliar anggarannya dari buka lahan, beli alat untuk budidaya ikan dengan bioflog, alat-alat pertanian lengkap dulu ada semua tapi sekrang gagal. desa kami hanya tempat saja soal pengelolaan anggaran saya nggak tahu sama sekali, " katanya. (feb)

Sumber: