Sejarah Kota Kalianda isi Hari Kemerdekaan

Sejarah Kota Kalianda isi Hari Kemerdekaan

KALIANDA – Kota Kalianda punya sejarah yang tak boleh dilupakan oleh siapapun terlebih warga di Kabupaten Lampung Selatan. Pertarungan sengit selama lima jam menjadi pertempuran hidup mati para pahlawan Kalianda yang kini dimakamkan di Tempat Makam Pahlawan (TMP) Kesumabangsa di Jl. Raden Intan Kalianda. Sebanyak 12 pejuang tewas dalam peperangan melawan belanda tahun 1949 yang dipimpin Kolonel Makmun Rasyid. Atas perjuangan itu Kota Kalianda pun terbebas dari ancaman penjajah. Aksi teatrikal peperangan ini pun disuguhkan kepada publik pada peringatan HUT RI ke-71 kemarin. Getirnya peperangan melawan penjajah yang diperankan jajaran anggota TNI AD 0421 Lamsel dan para pelajar tingkat SMA/SMK Kalianda dibawah asuhan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lamsel mengugah semua mata yang hadir dalam upacara bendera yang digelar Pemkab Lamsel di Stadion Jati, Kalianda. Bahkan, Bupati Lamsel H. Zainudin Hasan tak pernah memalingkan matanya untuk menyaksikan teatrikal tersebut. Orang nomor satu di Lamsel ini mengaku terharu dan bangga terhadap para pejuang yang telah mengorbankan jiwa raga demi mempertahankan tanah air. “Jiwa nasionalisme saya jadi tumbuh dengan melihat teatrikal tadi. Mungkin kondisinya dahulu tidak ada jalan yang bagus seperti sekarang ini. Ini adalah fakta sejarah yang harus kita pelajari. Mereka telah mengorbankan jiwa dan raga, kita generasi penerus yang harus mengisi kemerdekaan ini dengan pembangunan,” ujar Zainudin usai upacara kemarin. Kedepan, pihaknya akan terus melakukan perbaikan-perbaikan dalam rangkaian peringatan HUT RI. Bahkan, pelaku-pelaku sejarah atau sanak keluarga akan dihadirkan dalam peringatan tersebut. “Apalagi saat ini kita masih punya satu orang tokoh pejuang, yaitu Jaidin Mukhtar. Saya sekarang baru jadi Bupati sekitar enam bulan. Kedepan, saya akan rancang upacara atau peringatan HUT RI dengan lebih meriah. Termasuk akan menelusuri pemuda-pemuda di desa-desa yang berprestasi untuk kita berikan penghargaan,”imbuhnya. Sementara itu, saksi sejarah pertempuran lima jam Kota Kalianda Jahidin Mukhtar hadir dalam peringatan HUT RI kemarin. Dia yang juga ikut menyaksikan teatrikal tersebut mengaku terkenang akan peristiwa itu. Bahkan, rasa duka yang mendalam akibat gugurnya sejumlah rekannya juga masih teringat dalam benaknya. “Saya langsung teringat kejadian puluhan tahun itu. Rasa duka yang sangat mendalam masih teringat betul di fikiran saya,”ujar Jahidin kepada wartawan. Dia berharap, generasi penerus bangsa bisa mengisi kemerdekaan dengan berbagai kegiatan positif. Sehingga, para pejuang yang telah mendahului bisa tenang di alam sana. “Kita perlu generasi penerus bangsa. Tetapi bukan untuk berperang. Dan, kami harap ada perhatian dari pemerintah kepada para pejuang yang telah gugur di medan perang,”tutupnya. (idh)

Sumber: