Kincir Air Hemat Listrik Pacu Gairah Pertambakan
Ist – Numi Candra menerima penghargaan usai kincir air hemat listrik karyanya berhasil meraih juara kedua di gelaran teknologi tepat guna, kemarin.--
SRAGI, RADARLASMEL.COM – Petambak Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi kembali menoreh prestasi di ajang Teknologi Tepat Guna (TTG) Provinsi Lampung.
Pengembangan teknologi di sektor pertambakan yang digawangi oleh Numi Candra dan Johani ini berhasil peringkat ke dua di ajang lomba TTG tahun 2023.
Inovasi kincir air tambak udang “Tranformasi Tiga Phase menjadai Satu Phase” ini juga mendapat penghargaan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tranmingrasi dan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi pada 6 Mei lalu.
Numi Candra mengatakan, di tahun 2022 lalu inovasi kincir air ini juga mengikuti TTG tahun 2023 dan menoreh juara tiga. Melalui pengembangan inovasi kincir air tambak udang ini pada tahun ini berhasil menduduki peringkat ke dua di ajang TTG Provinsi Lampung pada tahun ini.
BACA JUGA:Camat Diminta Lebih Tegas!
“Di tahun kemarin kita mengubah kincir dari tiga phase menjadi satu phase dengan melakukan modifikasi pada panel kelistrikan kincir. Di TTG tahun kita terus mengembangkan kincir satu phase ini dengan mengubah struktur gulungan dinamo, sehingga menghasilkan tenaga dan putaran kincir yang lebih besar,” kata Numi kepada Radar Lamsel, Kamis (8/6) kemarin.
Numi menjelaskan, meski dalam modifikasi ini kincir air mampu menghasilkan tenaga yang lebih besar. Namun biaya listrik tetap bisa ditekan menjadi lebih rendah. Jika pada pengembangan di tahun lalu biaya oprasional listrik sebesar Rp 13 ribu dalam 24 jam. Inovasi kali ini biaya listrik yang dibutuhkan hanya sebesar Rp 10 ribu.“Dengan menekan pemakian listrik kincir ini tentunya dapat menekan biaya produksi tambak udang. Saat ini kincir satu phase yang kita kembangkan hanya membutuhkan biaya oprasional Rp 10 ribu per unit dalam 24 jam,” sambungnya.
Sementara itu Johani mengungkapkan, kincir yang digunakan dalam inivosai ini bukanlah unit baru. Kincir yang dimodifikasi adalah kincir eks dipasena yang telah usang.
Kini inovasinya Bersama Numi Candra ini telah digunakan lebih dari 30 petambak udang di Desa Bandar Agung dengan luas tambak mencapai 150 hektar.
Johani juga optimis, pengembangan kincir rendah biaya oprasional ini akan membawa kemajuan sektor tambak udang di desanya. Dengan menggunakan kincir air petambak bisa menebar udang hingga 400 ribu benih per hektar.
“Kalau sitem tradisional kita hanya bisa tebar 30 ribu dengan hasil panen 2 sampai tiga kwintal. Tapi dengan menggukan kincir bisa tebar 400 ribu hasil panen sampai 3 ton tentunya dengan keuntungan yang lebih besar juga,” pungkasnya. (vid)
Sumber: