Umat Hindu Gelar Ngaben Massal di Balinuraga
WAYPANJI – Sebanyak 350 kerangka jenazah di kremasi pada acara ngaben massal di Desa Balinuraga Kecamatan Waypanji kemarin. Upacara umat Hindu bali ini bertujuan untuk menyucikan roh jenazah yang telah meninggal. Upacara ngaben massal ini bertujuan untuk meringankan beban bagi umat hindu. Karena, biaya ngaben tergolong mahal jika dilakukan secara mandiri. Ketua Panitia Pitra Yadna I Wayan Sukabe mengatakan, pelaksanaan ngaben massal utamanya untuk meringankan biaya umat hindu dalam prosesi penyucian ruh. Ngaben massal ditarifkan Rp 5 -10 juta untuk biaya kerangka atau saweh. “Jika ngaben bersama biaya lebih murah, bila dibandingkang dengan ngaben sendiri,” kata dia kepada Radar Lamsel, Minggu (21/8) kemarin. Selain kerangka jenazah dari warga setempat, sambung dia, banyak umat hindu dari luar Lampung Selatan yang ikut serta dalam ngaben massal tersebut. “Bukan hanya dari Lamsel saja, ada yang dari Bengkulu, Sumatera Selatan, bahkan Nusa Penida,” ungkapnya. Upacara ngaben ini sangat penting bagi umat hindu bali. Karenanya upacara ngaben ini merupakan perwujudan rasa hormat dari orang yang ditinggalkan. Begitu pula menyangkut status sosial oleh keluarga yang telah ditinggalkan. “Wujud penghormatan terhadap orang yang telah meninggal,” kata I Wayan Sukabe. Lebih lanjut I Wayan Sukabe menjelaskan, dari 350 kerangka jenazah, 112 jenazah dewas dan 238 jenazah anak-anak. Upacara ngaben massal ini dilakukan minimal dua tahun sekali. “Dua tahun sekali kami adakan upacara ini, jika terlalu lama kasihan ruh nya,” beber dia. Usai melakukan pembakaran, abu jenazah tersebut akan dihanyutkan di pantai lepas Desa Merak Belantung. “Setelah pembakaran, abu kami hanyutkan ke pantai Merak Belantung,” ujarnya. Hal senada juga diungkapkan Koordinator Kegiatan Pande Wayan Gambar mengatakan ngaben massal bertujuan membantu masyarakat hindu untuk melakukan prosesi dengan biaya murah. Pasalnya, ngaben massal biaya ditanggung bersama. “Dengan ngaben massal biaya dipikul bersama,” terangnya. Sementara itu I Made Sugiarta peserta ngaben asal Bengkulu ini mengatakan sengaja datang ke Desa Balinuraga untuk mengabenkan kerangka jenazah anaknya yang meninggal 6 bulan lalu. Karena biaya ngaben massal cukup membayar Rp 5 juta ke panitia, semua perlengkapan termasuk sesajen sudah disediakan. “Dari Bengkulu kemari untuk mengabenkan jenazah anak kami, dengan ngaben massal biaya cukup murah. Karena jika ngaben sendiri bisa mencapai puluhan juta,” tandasnya. (ver)
Sumber: