18 Tahun PAN: Kemakmuran Untuk Negeri
Oleh: Dwi Riyanto Wakil Sekretaris DPW PAN Lampung Hari ini (23/08/2016) adalah ulang tahun yang ke-18 Partai Amanat Nasional (PAN). PAN adalah salah satu dari tiga partai politik yang lahir dari rahim reformasi yang tetap bertahan menjadi peserta pemilu pasca reformasi sejak 1999. Ada dua partai yang juga bertahan jadi peserta pemilu namun lahir dari rahim Orde Baru (sebelum Pemilu 1999), selebihnya adalah partai yang lahir belakangan (setelah Pemilu 1999). Sejatinya PAN tidak saja lahir dari rahim reformasi, lebih dari itu para pendirinya, Amien Rais dan kawan-kawan, adalah para tokoh yang membidani kelahiran reformasi itu sendiri. Tema yang dipilih pada peringatan ulang tahun ini adalah kemakmuran untuk negeri. Tema ini sejalan dengan tujuan berdirinya PAN: mewujudkan Indonesia Baru yang menjunjung tinggi dan menegakkan nilai-nilai iman dan takwa, kedaulatan rakyat, keadilan sosial, kemakmuran, dan kesejahteraan dalam wadah NKRI (Pasal 7 Anggaran Dasar PAN). Tema ini tidak saja sejalan dengan tujuan berdirinya PAN namun juga memiliki relevansinya yang nyata terhadap keadaan negeri ini. Kita semua mafhum, meskipun sudah 71 tahun Indonesia merdeka, negeri yang konon katanya tongkat kayu dan batu jadi tanaman, masih jadi negeri yang tandus untuk tumbuhnya kemakmuran. Tandus bukan karena tanahnya tidak subur, tapi tandus karena penguasaan akses ekomomi hanya dimiliki oleh segelintir orang-orang kuat. Jumlah orang-orang yang lemah secara ekonomi lebih bejibun ketimbang orang-orang yang kuat. Jarak antara tingkat penghasilan tertinggi dan terendah pun adalah seperti jarak antara langit dan bumi. Tentang kesenjangan ini juga menjadi isu utama yang dikemukakan oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dalam forum rapat kerja nasional (Rakernas II PAN Tahun 2016) beberapa waktu lalu dan dalam berbagai kesempatan konferensi pers. Kesenjangan adalah faktu yang harus diberikan jalan keluar oleh para pengelola negara ini. Sehingga dalam ulang tahun ini mengangkat tema kemakmuran untuk negeri adalah sebagai pilihan yang harus dilakukan oleh para pengelola negara ini. Dalam platform PAN bidang ekonomi, secara tegas disebutkan bahwa PAN berpendirian bahwa Indonesia haruslah menjadi ruang yang bisa menjadi basis sumber kemakmuran yang kuat dan lestari bagi seluruh rakyat Indonesia. Kemudian ditegaskan dalam uraian platform bahwa strategi dasar kebijakan ekonomi PAN ialah terwujudnya kesejahteraan sosial melalui pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dengan berlandaskan moral yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Kemakmuran ditopang oleh lima pilar utama, yaitu keadilan, pertumbuhan ekonomi yang dinamis dan manusiawi, stabilitas, efisiensi, dan mandiri di bidang ekonomi di tengah interdependensi global. Sejak kelahirannya pada 23 Agustus 1998, PAN memang menempatkan urusan kemakmuran sebagai garis perjuangan yang harus diperjuangkan oleh para kadernya, baik yang mengemban amanah di legislatif maupun di eksekutif. Spirit menanamkan perjuangan untuk memakmurkan negeri senantiasa digelorakan oleh PAN dalam even-even internalnya dengan menyanyikan himne PAN yang penggalan syairnya berbunyi: \"... partai amanat nasional siap tegakkan keadilan untuk kesejahteraan dan kemakmuran bagi Indonesia ...\" Lazimnya suatu himne, Himne PAN adalah internalisasi komitmen yang senantiasa dinyanyikan penuh khidmat agar tertanam dalam kesadaran hati dan pikiran para kader PAN untuk membangun kemakmuran negerinya melalui peran-peran amanah politik yang diembannya. Dengan tema kemakmuran untuk negeri, maka semua kebijakan yang keluar dari tangan-tangan dan pena-pena kader PAN yang mengemban amanah eksekutif dan legislatif haruslah bermuara untuk kemakmuran negerinya. Komitmen ini juga tergambar dalam dokumen platform PAN bidang pengelolaan sumber daya alam. PAN berkomitmen bahwa pengelolaan sumber daya alam berada di tangan warga negara Indonesia dan bebas dari kebergantungan pada asing. Komitmen ini tertuang secara eksplisit dalam dokumen platform PAN karena selama ini pengelolaan sumber daya alam masih banyak yang kebergantungan pada asing. PAN bukan anti asing, tetapi PAN mendorong kemandirian anak negeri dalam mengelola sumber daya alam untuk kemakmuran negerinya. Wallahu a\'lamu.
Sumber: