Sudah Sepekan Unggas Mati Mendadak di Sidomulyo

Sudah Sepekan Unggas Mati Mendadak di Sidomulyo

SIDOMULYO – Warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Sidomulyo dihebohkan dengan unggas yang mati mendadadak sejak sepekan terakhir. Dinas Peternakan Kabupaten Lampung Selatan mengimbau agar unggas yang masih hidup segera diberi vaksin untuk mencegah unggas-unggas mati mendadak. Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan Lamsel drh. Agung Kusmiartuti mengatakan, Dinas Peternakan sudah menerjunkan tim untuk mengidentifikasi apakah benar itu flu burung atau bukan. “Tim sudah turun kelapangan untuk mengecek unggas-unggas yang mati mendadak,” ujarnya. Agung Kusmiartuti mengaku menemui kendala saat pengecekan karena bangkai unggas sudah tidak bisa didiagnosa. Pasalnya kejadian tersebut sudah sepekan berlangsung. “Jika sudah menjadi bangkai dan terpapar sinar matahari flu burung tidak bisa didiagnosa lagi,” ungkapnya. Untuk menghindari kejadian serupa, pihaknya melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Peternakan Kecamatan Sidomulyo sudah memberikan vaksin kepada masyarakat serta menghimbau kepada masyarakat untuk segera memberikan vaksin terhadap unggas yang masih hidup. “Belum bisa dipastikan apakah kejadian di Desa Sidomulyo adalah flu burung atau bukan. Karena hanya didesa itulah banyak unggas yang mati mendadak. Biasanya flu burung akan cepat menyebar namun kejadian ini tidak menyebar,” paparnya. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel, sejak sepekan terakhir banyak unggas yang mati mendadak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Sidomulyo. Hal itu membuat masyarakat panik dan takut terhadap kejadian tersebut. Kepala Desa Sidomulyo Sutanto membenarkan banyak laporan dari masyarakat terkait unggas yang mati mendadak. Dijelaskannya, mulai dari ayam hingga burung banyak ditemukan mati. “Dinas terkait sudah memberikan vaksin untuk menanggulangi hal ini, mudah-mudahan ini bukan flu burung,” harapnya. Marsinah (45) salah seorang warga yang banyak kehilangan ayam akibat mati mendadak mengatakan, kesulitan untuk memberikan vaksin yang diberikan oleh dinas terkait. “Kesulitan, karena tidak memiliki alat semprotnya mas,” kata dia. Untuk menghindari banyaknya ayam yang mati, Marsinah lebih memilih menyembelih ayamnya yang masih hidup untuk dikonsumsi ketimbang mati sia-sia. “Lebih baik disembelih saja, daripada mati mendadak,” tandasnya. (ver)

Sumber: