Bantuan untuk Korban BBLSR Berdatangan
Ist.Radarlamsel – Jajaran Uspika Kecamatan Sragi bersama Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lampung Selatan, Iwan Kuswara saat menyerahkan bantuan belasungkawa kepada keluarga mendiang Ferdiansyah bayi dengan Berat Badan Lahir Sangat Rend--
Kepala Dinkes Lamsel, Devi Arminanto menegaskan, jajarannya dari awal telah melakukan pemantauan terhadap bayi tersebut sejak di dalam kandungan. Bahkan, sejak dulu dokter telah menyatakan pertumbuhan janin terhambat dan air ketuban sedikit harus segera di lahirkan.
“Sebenarnya karena penyakit bawaan jantung bocor dan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Status gizi kurang karena memang ada pertumbuhan yang terhambat dari mulai janin,” ungkap Devi saat dikonfirmasi Radar Lamsel via telepon, Senin (6/11/2023).
Dia menerangkan, saat itu Dokter memberikan rujukan ke RSUD. Namun, atas permintaan suami ibu dibawa ke RSIA Ibunda di Kabipatenn Lampung Timur dengan alasan ada keluarga yang bersalin disana.
“Pukul 20.15 WIB ibu bersalin secara SC atau sesar. Bayi lahir teridap A/S 7/7. Dengan berat badan (BB) 1435 gram. Selanjytnya, dokter mengatakan bayi ada kelainan jantung dan diperbolehkan pulang dan dokter menyarankan diberikan ASI yang banyak. Tiba dirumah, suami menghubungi bidan. Bidan menyarankan untuk diberikan susu tambahan/susu BBLR. Tapi, keluarga tidak memberi tahu bidan jika bayi ada kelainan jantung,” terangnya.
Selanjutnya, pada tanggal 30-10-2023 melakukan pemantauan berat badan bayi (ibu dan bayi berkunjung kerumah bidan). BB bayi naik menjadi 1.600 gram karena sering menyusu ASI dan sudah diberikan 4 kotak susu BBLR.
“Bidan menyarankan untuk bayi dibawa ke Rumah Sakit. Tanggal 02-11-2023 bayi dibawa ke Puskesmas, kemudian dilakukan rujukan ke RSUD. Pada tanggal 04-11-2023 bayi dinyatakan meninggal. Jadi masalah utamnya adalah kelainan jantung bocor,” tegasnya. (vid/idh)
Sumber: