Meski Kemarau Panjang, Petani di Desa Bandarejo Natar Tetap Panen Padi 4 Kali Satu Tahun, Begini Caranya
Meski Musim kemarau panjang Petani di Desa Bandarejo kecamatan Natar tetap panen 4 kali satu tahun. : -- Febi Herumanika/Radarlamsel.Disway.id ----
NATAR, RADARLAMSEL.DISWAY.ID -- Ditengah musim kemarau atau serangan ganas El Nino saat ini, sejumlah petani di desa Bandarejo, kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan malah memanen padi hasil tanam mereka.
Masyarakat desa Bandarejo sudah sejak jauh hari mempersiapkan bagaimana caranya lahan pertanian yang mereka kelola berjalan lancar meskipun ditengah musim kemarau, serangan hama tikus, atau pun burung.
Langkah yang diambil petani di desa ini, yaitu membuat sumur bor ditengah-tengah sawah untuk memenuhi kebutuhan air dilahan pertanian yang mereka kelola.
Harno, salah satu petani ditemui di desa Bandarejo mengatakan, pembuatan sumur bor di lahan pertanian miliknya sudah sejak lama sekitar 20 tahun silam, Tujuannya untuk mengantisipasi musim kemarau seperti yang terjadi sekarang.
" di wilayah lain bahkan tetangga desa tidak ada yang bisa nanam padi atau pun sayuran, apa lagi mau panen padi tapi di tempat saya tetap jalan, waktu tanam saya tanam, waktu panen ya dipanen seperti biasa tidak ada kendala air atau apa pun karena ada sumur bor," ungkap Harno.
Selain mempersiapkan pemenuhan air untuk tanaman berupa sumur bor, Harno juga mempersiapkan plastik tebal untuk memagar sawah miliknya supaya tidak terkena serangan hama tikus.
" saya pagar pakai pastikan pertanian yang tebal sawahnya supaya tkus tidak masuk. burung juga nggak bisa makan padi karena dikasih jaring diatasnya," ucap Harno.
" Prinsipnya modal besar sekali tapi untung berkali kali dari cara seperti ini, karena mau buat sumur bor, pasang listrik, beli terpal/plastik tebal untuk pagar, dan jaring untuk burung," katanya.
Modal awal kata Harno, sekitar Rp20 juta termasuk pemasangan listrik, beli kabel panjang, dan pembuatan sumur bor.
" kalau sudah modal sekali ya sudah nggak ada lagi modal yang dikeluarkan, peralatan bisa dipakai berkali-kali," ujar Harno.
Untuk saat ini lanjut Harno, meski pun kondisi musim panas dia tetap bisa menama bahkan satu tahun dia bisa panen empat kali.
Seandainya langkah seperti yang dia jalankan ditiru oleh petani lain, tidak ada kata kemiskinan apa lagi kekurangan beras.
" Nggak ada istilah nggak bisa panen karena alasan musim kemarau, nggak ada air, tidak ada persoalan juga dengan hama tikus lagi, karena sawah sudah dipagar keliling, burung pun tidak bisa makan padi karena dipasang jaring, di atasnya. Tanggal 7 November kemarin saya panen jual gabah Rp6700/ kilo, jual 3 ton lebih dapat uang Rp 23 Juta, " terang dia.
untuk setengah hektar sawah dia hanya memerlukan satu titik sumur bor untuk memenuhi air tanam padi mikinya.
Sumber: