Stok Aman, Harga Gas Elpiji 3 Kg Naik

Stok Aman, Harga Gas Elpiji 3 Kg Naik

SIDOMULYO – Harga gas elpiji 3 Kg di wilayah Kecamatan Sidomulyo mencapai Rp 25 ribu per tabung. Kondisi ini membuat Camat Sidomulyo Samsul Juhari, S.Sos turun langsung melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke SPBE PT. Citra Permata Utama di Desa Bandar Dalam, Kecamatan Sidomulyo, Selasa (13/9) kemarin. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel, kenaikan harga gas elpiji 3 kilogram sudah terjadi sejak sehari sebelum hari raya Idul Adha lalu. Sebelumnya, harga gas elpiji 3 Kg Rp 19 ribu pertabungnya. Namun harganya terus meningkat hingga mencapai Rp 25 ribu pertabungnya. Syamsul Juhari menagatakan, tingginya harga gas elpiji tersebut membuat pemerintah kecamatan turun langsung melakukan sidak untuk mengetahui apa penyebabnya. “Kami sidak langsung ke SPBE dengan mengecek stok elpiji 3 Kg apakah mencukupi atau tidak,” ujar Syamsul kepada Radar Lamsel, kemarin. “Kami ingin tahu apakah kenaikan harga dipengaruhi stok yang kurang atau memang ada permainan yang dilakukan penampung gas dipasaran,” ungkapnya. Saat melakukan sidak Syamsul mengatakan, stok gas elpiji 3 Kg itu tidak ada kendala. Setiap hari pendistribusian gas ke agen elpiji di wilayah Lamsel berjalan seperti biasa. “Melihat kondisi ini, cukup aneh. Sebab stok memadai namun harganya terus meningkat,” beber Syamsul. Lebih lanjut mantan Camat Rajabasa ini mengatakan, ada beberapa agen resmi di Sidomulyo tidak pernah ada gas dipangkalannya. Padahal, stok di SPBE tiap hari mendistribusikan ke seluruh agen yang ada di wilayah Lamsel. Syamsul menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait perihal kenaikan gas elpiji 3 kilogram yang mencapai Rp 6.000 tersebut. “Akan kami telusuri dan tindak lanjuti dengan instansi terkait mengenai masalah ini,” kata dia. Sementara itu, Manajer SPBE PT. Citra Permata Utama Ariyanto mengatakan, stok yang dimilikinya mencapai 30 ton per harinya. “Setiap hari kami memproduksi pengisian elpiji 30 ton per hari untuk disalurkan ke seluruh wilayah Lamsel,” ujar dia. Saat disinggung masalah kenaikan harga, Ariyanto mengaku tidak tahu-menahu perihal harga di pasaran. Sebab, pihaknya tidak bersentuhan langsung dengan konsumen dipasaran. “Tugas kami hanya mengisi gas dari Pertamina, tidak ada transaksi keuangan. Selebihnya bukan ranah kami mas,” ujar Ariyanto saat ditemui di ruangannya. Dikatakannya, agen yang hendak mengambil gas harus memiliki Loading Order (LO) yang dikeluarkan oleh Pertamina. Berdasarkan LO tersebut pihaknya memberikan kepada agen-agen yang ada di Lamsel. “Jumlah pengambilannya berdasarkan LO dari Pertamina,” ungkapnya. Per harinya, rata-rata agen mengambil gas sebanyak 560 tabung. Namun, lanjut Ari, ada juga agen yang mengambil lebih dari jumlah tersebut. “Sesuai jumlah kebutuhan. Tapi minimal 560 tabung untuk jatah agen per hari,” pungkasnya. (ver)

Sumber: