Ayo Bangkitkan Dekranasda Lamsel

Ayo Bangkitkan Dekranasda Lamsel

KALIANDA – Eksistensi Dewan Kerajinan Nasional Daerah (DEKRANASDA) Lampung Selatan saat ini patut dipertanyakan. Pasalnya, selain roda organisasi yang belum berjalan, kiprah berbagai kerajinan dibawah naungan lembaga ini seolah hidup segan matipun tak mau. Sebagai wadah untuk memotivasi, meningkatkan produksi dan membantu memasarkan berbagai produk hasil kerajinan kabupaten, Dekranasda seakan mati suri. Tengok saja Gedung Dekranasda di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), tepatnya di samping Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Kalianda kini tak lagi terlihat aktivitas layaknya sebuah galery. Kondisinya kini terlihat sepi bak tak berpenghuni. Itu dibuktikan dari sepinya aktivitas, baik berupa galery atau pameran maupun transaksi jual-beli produk-produk kerajinan. Padahal sebelumnya, keberadaan gedung Dekranasda Lamsel terlihat begitu mewah dengan banyaknya produk hasil kerajinan para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) Lamsel yang di pamerkan. Seperti ukir-ukiran kayu, dompet tapis, kipas hias, pakaian Adat Lampung, Tshirt, kain tapis inuh, kain sulam usus dan berbagai produk hasil kerajinan lainnya. Bahkan, selain sebagai tempat pemasaran, Dekranasda Lamsel itu juga menjadi tempat aktivitas para pekerja pembuat kain tapis inuh yang menjadi kebanggan Kabupaten Lampung Selatan. Padahal, produk kain tapis inuh dan kain sulam usus Lamsel sempat dipamerkan oleh Pemkab Lamsel melalui Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan UKM Lamsel di event \"Expo Hogar\" yang berlangsung di Barcelona, Spanyol pada 26-29 September 2014 lalu. Betapa senang dan gembiranya Pemkab Lamsel pada saat itu, karena produk kain tapis inuh dan sulam usus mendapat pujian dari warga Barcelona yang berbaur menyaksikan kegiatan pameran produk-produk hasil kerajinan tingkat Internasional tersebut. Tapi entah mengapa, kini sejumlah dinas/intansi terkait khususnya Dinas Koperasi dan UKM yang memiliki peran dalam memajukan keberadaan Dekranasda, sepertinya tidak begitu bergairah untuk membangkitkan wadah tersebut (Dekranasda, red). Semestinya, dinas/instansi terkait harus memiliki inovasi untuk mengairahkan kembali keberadaan Dekranasda, dengan cara mengandeng para pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang ada di seluruh wilayah Lamsel yang memiliki produk-produk kerajinan yang tidak kalah bagusnya dengan produk hasil kerajinan yang dimiliki daerah lain. Belum lama ini, Radar Lamsel sempat melihat telah berdiri sebuah gerai makanan khas Lampung Selatan di Dekranasda yang menyediakan berbagai makanan khas seperti otak-otak ikan, pletekan ikan, kerupuk ikan, kopi Lampung dan lain sebagainya. Tapi sayangnya, gerai makanan tersebut hanya mampu bertahan sebentar dan kini sudah tidak lagi beroperasi. “Iya mas sudah tutup, ngak tau kenapa. Padahal waktu pertama kali gerai makanan ini dibuka, pengujungnya ramai lho yang datang. Kebanyakan orang-orang dari dari luar daerah yang mampir untuk membeli otak-otak ikan,” ujar salah seorang warga sekitar gedung Dekranasda Lamsel yang enggan menyebutkan namanya, saat ditanya Radar Lamsel, Selasa (13/9) kemarin. Oleh karena itu, supaya Dekranasda bisa kembali bangkit dan bergairah, mulai dari sekarang dinas/instansi terkait agar dapat kembali mengandeng para pelaku usaha untuk bisa turut serta meramaikan Dekranasda, melalui event-event atau kegiatan seperti pameran produksi hasil kerajinan dalam rangka peningkatan ekonomi kerakyatan di Kabupaten Lampung Selatan. (iwn)

Sumber: