Dinilai Tak Aman, Pelayanan Dilaksanakan di Rumah Kades

Dinilai Tak Aman, Pelayanan Dilaksanakan di Rumah Kades

KATIBUNG – Balai Desa Tanjung Agung, Kecamatan Katibung yang terkesan tidak terurus terpaksa harus dialihkan. Pasalnya, kondisi keamanan terhadap aset-aset pemerintah menjadi faktor pertimbangan aparatur desa mengalihkan pelayanan terhadap masyarakat. Hasan (45), salah seorang warga sekitar setempat mengatakan, balai desa tersebut memang sudah sejak lama tidak lagi digunakan sebagai pusat pelayanan masyarakat. “Sudah bertahun-tahun, terkesan seperti tidak terurus,” ujar dia kepada Radar lamsel, Kamis (15/9) kemarin. Menurutnya, bangunan sebesar dan semegah itu sangat disayangkan jika tidak dijadikan pusat aktifitas dan pelayanan terhadap masyarakat. “Seharusnya bangunan itu menjadi aset yang harus dipergunakan dan dirawat dengan baik,” kata Hasan. Sementara itu Pjs. Kepala Desa Tanjung Agung Hernawati menjelaskan, meski baru beberapa bulan menjabat sebagai Pjs. Kades dirinya kerap menggunakan balai desa itu untuk pengajian dan perkumpulan aparatur desa dan masyarakat. “Namun untuk pusat pelayanan kami alihkan kerumah Kepala Desa, karena jika dipusatkan disana banyak aset-aset pemerintah yang hilang,” ungkapnya. Faktor keamanan itulah, menurut Hernawati yang menyebabkan pemerintahan desa sejak beberapa tahun belakangan mengalihkan pelayanan terhadap masyarakat. “Jika aset-aset seperti komputer dan semacamnya hilang, siapa yang bertanggungjawab,” ujar Hernawati. Dijelaskannya, untuk masa pemerintahannya yang baru berjalan beberapa bulan, perawatan balai desa itu sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah desa. “Untuk perawatan rutin kami lakukan. Namun memang untuk saat ini balai desa masih menjadi tempat pengajian dan perkumpulan aparat dan masyarakat saja,” katanya lagi. Saat ditanya benarkah balai desa tersebut sudah jarang dipakai, Hernawati tidak membenarkan hal tersebut. Pasalnya, pada masa jabatannya setiap perkumpulan dilakukan dibalai desa tersebut. “Pada masa saya menjabat Pjs. Kades setidaknya sudah enam kali kami memakai balai desa untuk pengajian dan rapat desa,” ujar wanita berjilbab ini. (ver)

Sumber: