Dissos Diminta Lebih Peduli dan Peka
KALIANDA – Komunitas Masyarakat Peduli Lampung Selatan (KMPLS) meminta pemerintah daerah peka terhadap rakyatnya yang tengah mengalami kesulitan. Terlebih mereka yang tengah diruduk penyakit ganas namun tidak memiliki biaya untuk berobat. Harapan ini diungkapkan Ketua KMPLS Hendra Wijaya kepada Radar Lamsel saat berkunjung ke Graha Pena Lamsel –markas Harian Radar Lamsel, Selasa (27/9) kemarin. Dia berharap Pemkab Lamsel khususnya Dinas Sosial (Dissos) Lamsel memiliki kesigapan dan kesiapan khusus untuk menanggulagi persoalan-persoalan sosial yang kejadiannya tak bisa direncanakan. “Istilahnya kami harap ada anggaran yang sifatnya urgent untuk membantu masyarakat kita yang sangat membutuhkan. Tetapi kondisinya saat ini, tidak demikian. Saya sudah berusaha untuk meminta bantuan kepada Dissos tetapi tidak dibantu,” ungkap Hendra kemarin. Dia mengaku miris akan sikap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang membidangi persoalan sosial tersebut. Sebab, meski telah memberikan data, bukti dan dokumen-dokumen pendukung mereka tetap cuek. “Kami tidak tahu lagi dengan cara seperti apa meminta bantuan dari pemerintah daerah. Selalu saja kami mendapat jawaban nanti, nanti dan nanti. Apakah mereka yang mengidap penyakit mau kita biarkan begitu saja?,” cetus Hendra. Menurut dia, saat ini KMPLS berniat memberikan uluran tangan kepada dua bocah asal Lamsel yakni Febi Riskia (7) warga Dusun Banyuhurip, Desa Kuripan, Kecamatan Penengahan yang menderita penyakit difabel serta Jaka Refaldy (8) warga Dusun Sukajadi, Desa Sukatani, Kecamatan Kalianda yang mengalami cacat tulang ekor. Kedua bocah tersebut saat ini tidak bisa hidup normal seperti layaknya anak seusianya yang bebas bermain dan menikmati masa kecil. Bahkan, untuk berjalan saja dua anak ini tidak bisa. “Kami sudah berkeliling ke Pemkab untuk meminta bantuan kursi roda saja. Agar mereka bisa beraktifitas. Itu saja sangat sulit. Kami tanya ke Dinas Sosial tidak ada alokasinya dan Kesos juga mengatakan hal serupa,”keluhnya. Namun, usaha KMPLS untuk memperjuangkan dua bocah tersebut agar mendapatkan kursi roda mendapatkan angin segar. Donatur dari Kota Bandarlampung siap memberikan bantuan kepada dua anak tersebut. “Saat ini masih dalam proses. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa terealisasi. Karena, sebelumnya kami juga membantu anak warga Kalianda dengan penyakit yang tidak berbeda jauh juga dari bantuan orang Bandarlampung. Ini yang buat saya aneh, orang Lamsel kemana ?,”imbuhnya. Sejauh ini, lanjutnya, organisasi yang bergerak dibidang sosial ini juga rutin menggalang dana dengan membuka donasi melalui rekening KMPLS. Namun, jumlah yang didapatkan tidak mencukupi. Karena, beberapa masyarakat yang menjadi binaan KMPLS secara rutin diberikan bantuan meski hanya alakadarnya. “Pada intinya kami ingin berusaha semampu kami mencari donatur siapa saja untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Kami juga terus mencari informasi soal warga yang kesusahan dan benar-benar membutuhkan uluran tangan,” tutupnya. Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Lamsel Drs. Wahidi Setiadi mengaku tidak ada alokasi anggaran untuk memberikan bantuan. Sebab, membutuhkan proses melalui pengajuan terlebih dahulu. “Tahun ini ada bantuan 40 kursi roda. Tetapi, yang akan kami bantu berdasarkan data yang sudah masuk pada tahun sebelumnya. Tidak bisa langsung datang minta bantuan kami berikan,”kata Wahidi. Apakah tidak ada solusi dari pemerintah? Wahidi tidak bisa berbicara banyak. Tetapi, dia mengatakan jika berbagai hal tersebut terbentur dengan masalah anggaran. “Kita tidak bisa mengatur sendiri, Mas. Ada tim anggaran yang mengaturnya. Kalau memang anggaran di Dinsos ini Rp5 Miliar mungkin saja bisa kita bantu muntuk masyarakat yang datang membutuhkan bantuan,”tutupnya. (idh)
Sumber: