Bupati : Jika Memang Melanggar, Kita Tutup Paksa!
KALIANDA – Bupati Lampung Selatan H. Zainudin Hasan memberikan atensi khusus kasus kematian Abu Sofyan (10), bocah sekolah dasar yang tewas setelah tenggelam dilubang bekas pertambangan batu di Dusun Siring Babaran, Desa Sukajaya, Kecamatan Katibung, Senin (3/10), sekitar pukul 08.00 WIB. Orang nomor satu di Kabupaten Lampung Selatan ini meminta polisi menyelidiki kasus tersebut apakah ada pelanggaran UU Pertambangan dalam musibah yang menimpa warganya tersebut. “Saya akan minta polisi untuk tidak tinggal diam. Kalau memang telah terjadi kelalaian karena tidak menjalankan aturan, proses,” pinta Zainudin kepada Radar Lamsel melalui pesan Blackberry Messanger (BBM) saat diminta tanggapannya terkait kasus tersebut, Selasa (4/10) malam. Zainudin juga mengaku tidak segan untuk menutup paksa perusahaan pertambangan batu yang melanggar aturan dan ketentuan perundang-undangan. Terlebih jika diketahui perusahaan-perusahaan pertambangan tersebut kelengkapan izinnya tidak memenuhi kaidah-kaidah aturan dan ketentuan perizinan. “Bila perlu kita tutup paksa kalau memang melanggar,” ungkap Zainudin sambil ikut prihatin atas meninggalnya Abu Sofyan yang tenggelam dalam lubang bekas pertambangan batu PT. Sumber Batu Jaya (SBJ) di Desa Sukajaya, Kecamatan Katibung. Dibagian lain, Direktur LBH Kalianda Muhammad Husni ikut menyoroti kasus tersebut. LBH Kalianda juga meminta aparat penegak hukum dan aparat penegak aturan pertambangan untuk tidak tinggal diam menyikapi peristiwa yang menggegerkan warga Sukajaya tersebut. “Ini masalah klasik yang sudah lama dibiarkan. Kasus ini harus menjadi pelajaran berharga,” ingat Husni kepada Radar Lamsel di Kantor LBH Kalianda, kemarin. Dalam aturan UU No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba), kata Husni, sudah jelas diamanatkan bagi setiap pemegang izin usaha pertambangan (IUP) agar melakukan reklamasi pasca tambang. Nah, jika aturan ini dijalankan besar kemungkinan kasus yang menimpa Abu Sofyan tidak akan terjadi di Desa Sukajaya. “Kita bukan mau mendahului kehendak Tuhan. Tetapi kalau upaya-upaya itu dilakukan besar kemungkinan korban tidak akan berjatuhan,” ungkap dia. (edw)
Sumber: