FHI K.2 Sampaikan Kegalauan di Hadapan Bupati Zainudin

FHI K.2 Sampaikan Kegalauan di Hadapan Bupati Zainudin

KALIANDA – Forum Honorer Indonesia Katagori Dua (FHI K.2) Lampung Selatan mendatangi Kantor Bupati Lamsel, Selasa (11/10). Kedatangan para guru honorer K.2 tersebut, tidak lain hanya untuk beraudensi dengan Bupati Lamsel H. Zainudin Hasan sekaligus menyampaikan kegalauan mereka (FHI K.2, red) selama ini atas status mereka yang belum ada kejelasan pasti, terkait dengan pengangkatan mereka sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta kecilnya honor atau kompensasi yang diterima. Sebab, ketidakjelasan status mereka dan kecilnya honor yang mereka terima, itu dirasakan tidak sebanding dengan pengabdian yang telah dilakukan selama ini. Ketua Koordinator FHI K.2 Lamsel Sofyanto menuturkan, setelah melakukan audensi dengan orang nomor satu di kabupeten berjuluk gerbang krakatau ini, ia bersama anggotanya merasa senang dan bahagia. Menurutnya, kegalauan yang ia rasakan bersama rekan-rekan honorer K.2 selama ini terasa sirna dan hilang. Itu setelah adanya tanggapan yang diberikan oleh Bupati Lamsel saat mereka beraudensi di ruang rapat bupati. “Alhamdulillah mas, kegalauan kami terasa hilang. Karena Pak Zainudin (Bupati Lamsel, red) menerima audensi kami dengan penuh rasa haru. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Pak bupati yang sudah meluangkan waktunya untuk kami (FHI, red). Semoga saja ini bertanda angin segar buat kami bisa meraih status PNS yang sudah lama kami dambakan,” ujar Sofyanto kepada Radar Lamsel, saat ditemui usai berudensi dengan Bupati Lamsel, kemarin. Sofyanto mengungkapkan, dalam audensi yang dilakukan bersama sejumlah anggotanya, pihaknya menyampaikan sejumlah angan-angan kepada Bupati Lamsel, dengan harapan bisa dipertimbangkan dan direalisasikan. “Inti dari audensi yang kami lakukan adalah, untuk menyampaikan permohonan kepada Pak Bupati agar kiranya pihak BKPL Lamsel mempublikasikan data-data peserta K.2 yang tergabung dalam FHI K.2 Lamsel dihadapan bupati. Karena selama ini kami masih diselimuti tanda tanya, apakah benar data-data kami itu ada, dan sudah diserahkan ke pusat oleh pihak BKPL dalam rangka pengangkatan PNS dari tenaga honorer K.2,” terangnya. Selain itu, lanjut Sofyanto, pihkanya juga meminta kepada Bupati Lamsel agar menerbitkan surat pertanggung jawaban mutlak (SPTJM) yang ditandatangani langsung oleh Bupati Lamsel sebagai lampiran untuk membawa data-data peserta K.2 ke BKN Pusat. Serta meminta kenaikan honor yang selama ini hanya diterima sebesar Rp300 ribu. “Tiga permohonan yang kami sampaikan ternyata langsung direspon positif oleh Pak Zainudin. Terus terang saja kami merasa senang dan bahagia. Meski permohonan yang kami sampikan baru dua yang di oke kan oleh bupati seperti meminta copyan data-data K.2 kami dari pihak BKPL dan penerbitan SPTJM. Sedangkan untuk masalah kenaikan honor dari Rp300 menjadi Rp500 ribu perbulan, itu masih akan dipikirkan,” ungkapnya. Sementara itu, anggota FHI K.2 Lamsel lainnya Sri Hardeni mengatakan, mudah-mudahan dari adanya audensi yang dilakukan bisa membawa angin segar bagi seluruh anggota FHI K.2 Lamsel, untuk bisa mengubah status dari tenaga honorer menjadi PNS. “Bagaimana tidak kami harapkan mas untuk bisa menjadi PNS. Sebab, saya sendiri saja sudah hampir 19 tahun mengajar, namun belum diangkat-angkat menjadi PNS. Sementara anak-anak didik saya sudah banyak yang menjadi orang besar. Oleh karena itu, harapan kami selaku tenaga honorer K.2 benar-benar dapat diperhatikan oleh pemerintah daerah. Sehingga harapan kami untuk bisa menjadi PNS benar-benar dapat terwujud sesuai dengan yang kami diinginkan,” harapnya. (iwn)

Sumber: