Rapat Dengan Banggar DPRD, Direktur RSUD Bob Bazar Dihujani Keluhan

Rombongan RSUD Bob Bazar Kalianda saat rapat dengan anggota Banggar DPRD Lampung Selatan.--
"Kebetulan mesin-mesin ini juga bukan milik RSUD Bob Bazar Kalianda kita punya semacam kerjasama dengan vendor-vendor," katanya.
Momen itu juga membuka fakta bahwa saat ini RSUD Bob Bazar Kalianda baru melayani 65 dari 131 pasien cuci darah. Jenggis Khan kemudian melempat pertanyaan kepada Reny, mengapa rumah sakit tidak melakukan pengadaan alat cuci darah. Padahal harga alat tersebut sekitar Rp600 jutaan, tidak ada apa-apa jika dikurangi dengan PAD sebesar Rp84 miliar.
"Buat beli alat ini tidak bisa terbeli juga? belum bisa, kan? Kan, PAD-nya Rp84 miliar. Target PAD Rp80 miliar realisasi Rp84.982.320.98,88, ya, kalau tidak bisa tidak apa-apa," ucap Jenggis.
Puncak Reny Ayu agak sedikit bingung ketika Jenggis menyinggung soal neraca. Dia bertanya kepada Reny Ayu apakah ada penyusutan tentang neraca, baik dalam bentuk aset tetap, maupun tidak tetap. Lalu berapa persen nilai dari semua itu. Bukannya menjawab, Reny malah menyimpan pertanyaan itu sebagai pekerja rumah.
"Kalau aset, ya, mungkin pasti ada?penyusutan, Pak. Mungkin untuk PR (RSUD Bob Bazar Kalianda), ya, Pak," ujarnya.
Jenggis yang mendengar jawaban itu keluar dari mulut Reny Ayu langsung melontarkan sindiran. Jenggis bilang kalau pejabat tidak boleh malas membaca dokumen laporan akhir tahun anggaran. Jenggis sendiri mengaku sudah membaca dokumen berkali-kali. Dia meminta Reny melakukan hal yang sama.
"Dibaca, Bu. sudah saya baca ini. Berkali-kali saya katakan, yang namanya tahun anggaran berakhir itu, kan, sudah diperiksa oleh PPK. Baik aset tetap maupun tidak tetap, kadang-kadang kepala dinas itu tidak membaca. Sudah ada di sini, saya cuma mengetes ibu saja," ucapnya.
Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Lampung Selatan, Merik Havit, meminta Reny Ayu membaca kembali dokumen-dokumen neraca RSUD Bob Bazar Kalianda. "Jangan lupa neracanya dibaca, ya, Bu," tutup Merik Havit .
Sumber: