Lamsel Absen Diajang Pemuda Pelopor

Lamsel Absen Diajang Pemuda Pelopor

KALIANDA – Pemkab Lampung Selatan tidak mengikutsertakan pemudanya di ajang pemuda pelopor yang diselenggarakan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Lampung. Sumber Radar Lamsel menyebutkan, dari 16 kabupaten/kota yang ada di Lampung, hanya 5 kabupaten yang mengirimkan wakilnya pada ajang itu. Diantaranya Kabupaten Lamtim, Tanggamus, Pesawaran, Pringsewu dan Way Kanan. Daerah yang paling banyak mengirimkan wakil pada ajang itu adalah Kabupaten Lamtim dengan jumlah 7 kontestan. Kemudian diikuti Way Kanan 3 kontestan, Pringsewu 1 kontestan, Pesawaran 2 kontestan dan Tanggamus 1 kontestan. “Penilaian terhadap seluruh kontestan dilakukan pada Rabu (27/9) lalu. Tim juri juga sudah memutuskan dan mengumunkan 3 besar kontestan yang masuk ke 3 besar. Ketiga kontestan yang masuk ke 3 besar itu berasal dari dua daerah, 1 dari Pesawaran dan 2 dari Lamtim,”kata sumber itu. Rencana, hari ini  (Jumat’red), tim dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI akan mengecek dan melihat kegiatan calon pemuda pelopor itu secara langsung. Setelah itu, akan dilakukan rapat dan kemudian membuat keputusan ada atau tidaknya yang lulus seleksi untuk mewakili Lampung ke ajang pemuda pelopor ditingkat Nasional. “Biasanya untuk final dilangsungkan pada hari sumpah pemuda,” katanya lagi. Sementara itu, Ketua Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Lamsel Yodistara mengatakan, pemuda pelopor merupakan ajang para pemuda yang berusia minimal 16 tahun dan maksimal 30 tahun yang dalam kesehariannya mempunyai kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat dalam berbagai bidang. “Jadi penghargaan ini lebih kepada apresiasi dan penyemangat untuk para pemuda dan pemudi untuk terus berkarya nyata demi kemajuan daerahnya masing-masing. Serta bentuk apresiasi dari pemerintah dengan penganugerahan gelar pemuda pelopor,” katanya. Yodis yang juga menjadi juri diajang pemuda pelopor menyayangkan sepinya peminat kabupaten/kota pada ajang itu. Ia pun tidak berniat menyinggung kabupaten atau kota yang tidak mengirimkan perwakilan. Hanya saja, lanjut dia, kabupaten atau kota yang tidak mengirimkan perwakilan sama saja tidak memanfaatkan peluang pada ajang itu untuk membawa nama baik daerahnya. “Apabila terpilih menjadi pemuda pelopor nasional, kan hasilnya membawa nama baik daerah masing-masing. Kalau pun kalah, setidaknya para pemuda sudah mencoba,” pungkas pegiat wisata Lamsel ini. (rnd)

Sumber: