Ratusan Warga NU Tuntut Zainudin Minta Maaf

Ratusan Warga NU Tuntut Zainudin Minta Maaf

KALIANDA – Ratusan massa yang mengatasnamakan Front Muda Nahdliyin (FMN) Lampung menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Lampung Selatan, Senin (23/10) kemarin. Aksi itu merupakan buntut dari pernyataan Bupati Lampung Selatan H. Zainudin Hasan yang dinilai telah mendiskriditkan Ketua PBNU KH. Said Aqil Siradj pada perayaan Hari Santri Nasional ke-III yang digelar di Lapangan Cipta Karya Kalianda, Minggu (22/10). Massa yang dimotori oleh Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dari Bandarlampung ini menuntut Bupati Lamsel H. Zainudin Hasan agar meminta maaf atas pernyataannya yang telah menciderai dan melukai hati warga nadhliyin di Lampung atas pernyataannya. Pantauan Radar Lamsel, ratusan massa itu tiba di Kantor Bupati Lamsel dengan menggunakan tiga bus sekitar pukul 15.30 WIB. Mereka, langsung bergabung dengan PMII Lamsel dan langsung melakukan orasi dengan pengawalan ketat oleh ratusan anggota Polri dan Satpol-PP. Tampak Kapolres Lamsel AKBP. Dr. Adi Ferdian Saputra, S.IK dan jajarannya ikut memantau dan mengawal aksi demo PMII. Kapolres pun sempat melakukan dialog dengan Koordinator Front Muda Nahdliyin Een Riansah, S.H.I. Een meminta kapolres untuk mengizinkan massa masuk ke kantor Bupati Lamsel. “Kami minta masuk saja pak, kami janji tidak akan macam-macam atau membuat kerusakan didalam,” kata Een. Menaggapi permintaan itu, kapolres meminta Een untuk membatalkan niatan massa yang menuntut masuk ke Kantor Bupati Lamsel. “Jangan, kalau ada yang merusak bagimana. Siapa yang mau tanggungjawab?, sudahlah, kita cari solusinya secara baik-baik,” ucapnya. Sementara dalam orasinya, Koordinator FNM Een Riansah mengutarakan, pernyataan Bupati Lamsel yang menghina Ketua PBNU Said Aqil Siradj sangat melukai perasaan warga Nahdliyin se-Provinsi Lampung bahkan se-Indonesia.  Menurutnya, hal itu tidak sepatutnya dan tidak layak disampaikan oleh seorang kepala daerah. Karena, mengandung unsur penghinaan dan cenderung provokatif. “Kami menilai Bupati Zainudin telah gagal dalam memimpin Lamsel. Karena, beliau tidak mampu mengayomi dan membimbing keberagaman umat beragama.Ini adalah bentuk pelecehan dan penghinaan terhadap warga nahdliyin secara keseluruhan,” pekik Een dalam orasinya. PMII, lanjutnya, meminta orang nomor satu di Bumi Khagom Mufakat ini untuk secara langsung meminta maaf kepada warga NU. Bahkan, massa mengancam akan menduduki Kantor Bupati Lamsel sampai orang yang bersangkutan hadir ditengah-tengah mereka untuk meminta maaf. “Kami tidak akan pergi sebelum Bupati Lamsel menemui dan meminta maaf kepada kami sebagai kader NU. Karena, beliau telah menghina orang tua atau ulama besar kami yakni Said Aqil Siradj. Kami akan tetap berada disini bahkan menginap di depan Kantor Bupati Lamsel,” imbuhnya. Para pendemo juga menyampaikan beberapa pernyataan sikap yang isinya antara lain, mengutuk keras pernyataan Bupati Lamsel dalam sambutan pada peringatan Hari Santri Nasional, menuntut Bupati Lamsel agar meminta maaf secara lisan dan tulisan kepada seluruh warga NU se-Indonesia. “Kami juga mengajak seluruh warga NU khususnya di Provinsi Lampung untuk segera merapat danmelakukan aksi secara besar-besaran sampai Bupati Lamsel mencabut dan meminta maaf terkait hal yang disampaikannya,” pungkasnya. Hingga berita ini diturunkan, ratusan massa masih bertahan di depan Kantor Bupati Lamsel. Bahkan, dikabarkan massa akan terus bertambah dari sejumlah kabupaten. Disisi lain, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) NU pusat juga bakal melaporkan peristiwa yang berbau ujaran kebencian itu ke Polda Lampung, Selasa (24/10) hari ini. Selain berencana melaporkan orang nomor satu di Lamsel tersebut, Organisasi dibawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Lamsel bakal menggelar aksi do’a dan dzikir bersama di Masjid Kubah Intan Kalianda, Rabu (25/10) besok. Hal ini terungkap dalam rapat konsolidasi yang digelar Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lamsel di Sekretariat PCNU Lamsel, kemarin. Selain do’a dan dzikir bersama seluruh warga NU, mereka juga bakal mengirimkan petisi kepada Bupati Lamsel yang meminta agar orang nomor satu di Kabupaten Khagom Mufakat ini berhenti menyampaikan ujaran kebencian. “Beberapa poin penting yang kami simpulkan dalam rapat konsolidasi ini. Yakni, mengirim petisi kepada Bupati Zainudin, menggelar dzikir bersama dan meminta yang bersangkutan menyampaikan permintaan maaf kepada warga NU serta harus secara langsung meminta maaf kepada ulama kami atau orang tua kami yakni KH. Said Aqil Siradj,” ungkap Sekretaris PCNU Lamsel Hasan Ererzha usai rapat, kemarin. Dia menambahkan, warga NU di seluruh Provinsi Lampung bahkan telah memberikan informasi bakal turun ke Lamsel untuk menggelar aksi massa bersama-sama menuntut agar Bupati Lamsel meminta maaf. Bahkan, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) NU pusat bakal melaporkan peristiwa tersebut ke Polda Lampung, hari ini. “PWNU Lampung bersama LBH NU pusat mengundang seluruh PCNU kabupaten untuk bersama-sama melaporkan peristiwa ini ke Polda Lampung. Disamping harus meminta maaf, proses hukum juga bakal kita tempuh,” imbuhnya. Dalam pertemuan tersebut, Ketua PCNU Lamsel H. Nur Mahfud mengatakan, NU bakal merespon peristiwa tersebut dengan penuh kehati-hatian. Bahkan, NU memastikan akan tetap menjaga sopan santun dan etika sebagai warga Nahdliyin. “PCNU Lampung Timur, Lampung Tengah sudah konfirmasi akan turun ke Lamsel. Tetapi kami berupaya menahannya. Bahkan, PCNU Kabupaten Pesawaran rencananya akan berkumpul di Islamic Centre Pesawaran untuk menggelar aksi unjur rasa terkait peristiwa ini. Kami harap, NU di daerah lain tetap damai. Jangan sampai, peristiwa ini ditunggangi oleh oknum yang tidak bertanggungjawab,” kata Nur Mahfud. Sementara itu, Koordinator Forum Santri Lampung (Forsal) Imam Son Haji menyampaikan, warga NU hanya ingin meluruskan atau memperbaiki yang dianggap tidak benar. Aksi yang bakal mereka lakukan, tidak ada maksud dan tujuan lainnya selain meminta Bupati Zainudin menyampaikan permintaan maaf kepada NU. “Zainudin bukan warga NU. Dan tidak ada warga NU yang mengeluarkan kata-kata kebencian. NU tidak mengajarkan umatnya untuk membeda-bedakan antara sesama masyarakat. Karena, silaturahmi NU dengan organisasi manapun baik dan tidak ada masalah apapun,” pungkas Imam. (idh)

Sumber: