Dinas Koperasi dan UKM Siap Bantu Pelaku UKM

KALIANDA – Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Lampung Selatan berencana akan mensinergikan program pembinaan dengan dinas instansi terkait dalam rangka mendorong pengembangan produk hasil olahan para pelaku UKM yang ada di Kabupaten Lampung Selatan, khususnya menyangkut soal pemasaran. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Lamsel Ir. Hermansyah Hamidi, ST mengakui, sulitnya pengembangan produk-produk olahan yang dihasilkan para pelaku UKM di Lamsel, itu dikarenakan masih minimnya jaringan pemasaran yang dimiliki oleh para pelaku UKM di Lampung Selatan. “Tidak berkembangnya produk hasil olahan pelaku UKM di Lamsel, itu bukan disebabkan buruknya produk-produk yang dihasilkan. Namun masih terkendala oleh minimnya jaringan pemasaran,” ujar Hermansyah Hamidi kepada Radar Lamsel di ruang kerjanya, Senin (20/11) kemarin. Hermansyah menuturkan, agar produk hasil olahan para pelaku UKM bisa dikenal secara luas, di tahun 2018 mendatang pihaknya akan merangkul dinas instansi terkait untuk mengembangkan produk-produk yang dihasilkan para pelaku UKM melalui program pelatihan tentang cara pemasaran produk agar bisa dikenal secara luas. “Selama ini bentuk pelatihan atau pun bimbingan teknis yang diberikan kepada para pelaku UKM, memang sifatnya baru sebatas penguatan kelembagaanya saja. Oleh karena itu, untuk program tahun depan pelatihan yang akan kami diberikan menyangkut soal teknis pemasaran produk,” terangnya. Diungkapkannya, sistem pemasaran hasil produk usaha yang akan diberikan dalam program pelatihan nanti secara intensif, agar produk usaha yang dihasikan nantinya bisa menjangkau pasar baik lokal maupun luar daerah. “Meski anggaran tahun 2018 yang kami miliki tidak banyak, tetapi program pelatihan untuk pengembangan produk hasil usaha pelaku UKM ini nanti akan kami lakukan semaksimal mungkin, dengan mengandeng beberapa dinas/intansi terakit,” pungkasnya. Diberitakan sebelumnya, para pelaku UKM di Lamsel berharap adanya pembinaan yang serius dari pemerintah daerah setempat. Terlebih problem klasik yang dihadapi para pelaku UKM selama ini menyangkut soal pemasaran dan pengepakan produk hasil usaha. Kendala itu diamini oleh Wartono (42) pelaku usaha pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) asal Desa Karya Mulyasari Kecamatan Candipuro. Dikatakannya, dalam hal ini pemerintah sudah benar dengan melakukan bimbingan maupun bantuan semacamnya, tetapi belum adanya link untuk pemasaran masih menjadi kendala berkembangnya UKM. “Warga desa yang awam, sudah pasti kapok bila tidak ada peminatnya. Suatu produk akan dikenal ketika sudah menjadi konsumsi masyarakat luas, kalau nggak ada yang jadi konsumer lalu bagaimana?,” ujar Wartono kepada Radar Lamsel, Minggu (19/11) kemarin. (iwn)
Sumber: