Satu Balita di Pesawaran Suspect Difteri

Satu Balita  di Pesawaran Suspect Difteri

GEDONGTATAAN - Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran mencatat satu balita asal Desa Taman Sari, Gedongtataan diduga suspect difteri. Dan balita tersebut saat ini tengah mendapat perawatan intensif di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek (RSUDAM) Bandar Lampung. \"Untuk di Pesawaran satu bayi berusia satu tahun yakni Noval asal Desa Taman Sari suspect difteri. Dan sudah masuk rumah sakit (RSUDAM) sejak 29 Desember lalu, saat ini diruang isolasi. Kalau sampel untuk uji lab sudah dikirim ke rumah sakit di Jakarta. Tinggal menunggu hasilnya, mudah-mudahan negatif,\" ungkap Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Aila Karyus mewakili Kepala Dinas Kesehatan Pesawaran, Harun Tri Djoko kemarin. Dikatakan, dari 15 kabupaten/kota di Provinsi Lampung terdapat 9 kabupaten yang sudah melaporkan adanya warga mereka yang suspect difteri, salah satunya dari Pesawaran.  Dimana, sebelumnya sekitar sebulan lalu, Noval sempat mengalami batuk dan panas disertai kejang. Kemudian dirawat di salah satu klinik swasta di Pesawaran. Namun sempat pulih dari batuk dan panasnya, namun demam lagi yang kemudian dirujuk ke rumah sakit di Bandar Lampung. \"Kalau dari riwayat imunisasi anak ini bagus kok. Nah, terakhir kita berkunjung di RSUDAM beberapa waktu lalu sudah membaik. Namun belum pulang hingga membaik,\" jelasnya. Menurutnya, difteri merupakan jenis penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi di selaput lendir hidung dan tenggorokan. Dimana difteri disebabkan oleh bakteri yang dikenal dengan nama Corynebacterium diphtheriae. Dan salah satu media penularan bakteri tersebut adalah melalui udara, yaitu saat pengidap difteri batuk atau bersin. \"Gejala khasnya yakni kondisi suhu tubuh panas, batuk filek dan sakit menelan, serta kelenjar limfanya besar. Selain itu ada membran atau selaput tipis ditenggorkan putih keabu-abuan yang membuat jalan nafas tertutup sehingga nafasnya sesak,\" jelasnya. Sedangkan untuk upaya antisipasi dan  pencegahan penyakit difteri, imbuhnya, masih menunggu informasi lebih lanjut dari Kementerian Kesehatan RI terkait pelaksanaan Outbreak Response Imunization (ORI Difteri) atau imunisasi difteri. \"Kalau sejauh ini ORI baru dilaksanakan di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur karena sudah positif ada yang terserang difteri. Besok kami akan rapat di provinsi, apakah nanti kita akan melaksanakan ORI. Kemungkinan akan dilaksanakan, tapi level kecamatan atau desa,\" paparnya. Lebih jauh Aila menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Pesawaran untuk pemberian imunisasi secara berkala khususnya para pelajar di tingkat sekolah dasar. \" Kalau di daerah ORI Difteri, nanti imunisasi dari pemerintah dan gratis. Kalau mandiri juga bisa dilakukan oleh masyarakat di rumah sakit atau dokter. Selain itu, kedepan imunisasi rutin akan menyasar ke anak didik di sekolah tingkat dasar, sehingga kita akan berkoordinasi dengan dinas dan instansi terkait,\"pungkasnya. (Esn)

Sumber: