Talita Jahra Membutuhkan Uluran Tangan

Talita Jahra Membutuhkan Uluran Tangan

//Mengidap Polio Sejak Umur 9 Bulan//

GEDONGTATAAN - Talita Jahra (5), anak pertama dari pasangan Wahyu dan Ratna Priyati warga Dusun Sido Arsi, Desa Bernung, Kecamatan Gedongtataan sangat membutuhkan uluran tangan dari para dermawan dan pemerintah.

Pasalnya, bocah yang diduga mengalami penyakit Polio sejak usia sembilan bulan ini kondisinya sangat memprihatinkan akibat luka yang menggrogoti beberapa bagian tubuhnya karena terlalu lama terbaring ditempat tidur.

Bahkan dalam keseharianya, Talita hanya ditemani neneknya, Poniyem (67) yang tinggal disebuah rumah kontrakan berukuran 4X6 meter karena kedua orang tuanya bekerja sebagai TKI diluar negeri. Untuk kehidupan sehari-hari, Talita beserta neneknya hanya  mengharapkan kiriman uang yang tidak pasti dari kedua orang tuanya. Menurut Poniyem, penyakit yang dialami cucunya itu sejak Talita masih berusia sembilan bulan. Namun, ia tidak mengetahui secara pasti penyakit yang diderita oleh cucunya tersebut.

\"Penyakit yang diderita cucu saya ini tidak tau saya mas, tapi kata dokter yang pernah menanganinya dulu saat saya berada dipulau jawa, cucu saya ini terkena Polio,\" ucapnya, Senin (29/01).

Dikatakan, keadaan Talita saat lahir normal seperti anak pada umumnya. Namun, akibat terkena penyakit panas tinggi dan disuntik serta diurut, keadaanya menjadi sangat buruk bahkan menjadi lumpuh dan tidak bisa berbicara.

\"Tadinya cucu saya ini sehat mas, tapi akibat disuntik dan diurut saat terkena panas tinggi, jadi kayak gini, badannya lemas dan tidak bisa berbicara hingga umur lima tahun sekarang ini,\" jelasnya.

Poniyem menceritakan, cucunya tersebut dirawat oleh dirinya sejak umur sembilan bulan lantaran kedua orang tuanya merantau bekerja ke luar negeri sebagai TKI yang hingga saat ini tak kunjung pulang.

\"Kalau bapaknya sih katanya kerjanya di Jakarta, sedangkan ibunya menjadi TKW di Malaysia. Mereka tidak pernah pulang, ngirim juga ala kadar saja dan tidak pasti,\" imbuhnya.

Dengan kondisi tersebut, ia sangat mengharapkan uluran tangan dari para dermawan serta pihak pemerintah daerah setempat.

\"Untuk makan saja saya susah mas, apa lagi untuk berobat. Untung saja pemilik kontrakannya baik, saya bayarnya tidak mesti tiap bulan, ini saja listrik ama air saya tidak bayar. Kalau untuk bantuan paling dari tetangga sekitar. Tapi kalau dari pemerintah, baik itu bantuan secara medis atau materi belum pernah ada,\" katanya.

Sementara itu, Marlani pemilik kontrakan mengatakan, dirinya menerima Poniyem bersama cucunya Talita Jahra mengontrak dikediamnya tersebut lantaran rasa iba dan kasihan. \"Kita kasih kebijakan bayar tidak harus tiap bulan dan dia ini sebelum tinggal disini tinggal di desa sebelah (Sungai Langka),\" terangnya. Menurutnya, saat ini pihaknya telah melaporkannya kepada pihak pemerintah desa, namun sangat disayangkan hingga saat ini tidak ada tanggapan. \"Kita juga sudah lapor ke pihak desa tapi tidak ada tanggapan karena alasan pihak desa dia ini beda warga, bukan warga Bernung,\" pungkasnya. (Rus)

Sumber: