BMKG Prediksi Gelombang Pasang Berlangsung Empat Hari

BMKG Prediksi Gelombang Pasang Berlangsung Empat Hari

Meleset Dari Perkiraan Waktu, Super Blue Blood Moon Muncul Secara Tak Utuh

KALIANDA – Fenomena alam Super Blue Blood Moon yang diklaim akan terlihat pada Rabu (31/1) malam tak nampak di wilayah Kota Kalianda. Tentu tak terlihatnya fenomena bulan yang menakjubkan ini amat sangat disayangkan dan meleset dari perkiraan. Karena sebelumnya Super Blue Blood Moon diprediksi akan terlihat diseluruh daerah di Indonesia. Bahkan, proses berlangsungnya fenomena ini pun sudah tercatat dengan 4 tahapan. Proses awal mulai Gerhana sebagian yang akan nampak pada dengan perkiraan jadwal pukul 18.48 WIB. Dilanjutkan dengan Gerhana total dengan perkiraan jadwal pukul 19.51 WIB. Berikutnya, akhir Gerhana total dengan diperkiraan jadwal pukul 21.07 WIB. Kemudian disusul dengan proses akhir Gerhana sebagian yang diperkiran muncul pada pukul 22.11WIB. Namun dari pengamatan yang dilakukan Radar Lamsel dari pukul 18.48 WIB hingga 20.30 WIB kemarin, fenomena Super Blue Blood Moon tak terlihat. Tanda-tanda Super Blue Blood Moon mulai nampak sekitar pukul 20.45 WIB. Penampakannya pun tak cukup jelas, warna bulan terlihat kekuningan. Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Lampung menyatakan fenomena alam Super Blue Blood Moon yang terjadi Rabu (31/1) kemarin, akan membuat peningkatan gelombang pasang air laut. Menurut perkiraan, kondisi itu akan berlangsung 4 Februari mendatang. BMKG Maritim menyatakan peningkatan gelombang itu terjadi karena dinamika atmosfer untuk wilayah Lampung saat ini mendapati tekanan rendah di sebelah selatan Lampung yang mencapai 1003 hpa (hectopascal). Itu disertai dengan pergerakan angin lapisan 3000 ft yang bergerak laminer dari arah barat menuju ke arah timur. Kepala BMKG Maritim Lampung Sugiyono, ST.,M.Kom mengatakan, meski terjadi peningkatan pasang terhadap air laut, fenomena Super Blue Blood Moon itu tidak akan terlalu mempengaruhi kondisi cuaca. “Yang berhubungan dengan fenomena (Super Blue Blood Moon) itu hanya peningkatan gelombang saja, sedangkan untuk cuaca tidak ada hubungannya,” kata Sugiyono kepada Radar Lamsel, kemarin. Sugiyono melanjutkan, dari pantauan anomali, suhu muka laut di perairan Lampung nilainya masih positif. Itu berarti pasokan uap air ke atmosfer tidak banyak. Madden-Julian Oscillation (MJO) saat ini berada di kuadran 5 yang berarti mempengaruhi pembentukan awan-awan konvektif di wilayah Lampung dan sekitarnya. Menurut Sugiyono, BMGK Maritim memiliki prospek terhadap tingginya gelombang air laut yang terbagi pada tiga wilayah. Yaitu Slight Sea 0.5 - 1.25 m di perairan timur Lampung, Moderate Sea1.25 - 2.50 m di perairan Selat Sunda, perairan barat Lampung hingga perairan barat Bengkulu, dan Very Rough Sea 2.50 - 4.0 m di perairan Selat Sunda Bagian Selatan, perairan barat Lampung, Laut Cina Selatan, Samudra Hindia barat Lampung hingga selatan Banten dan Jawa Barat. Meski tidak berpengaruh terhadap cuaca secara langsung, BMKG Maritim tetap membuka prediksi tentang cuaca yang bisa saja terjadi. “Adanya awan gelap (Cumulonimbus) dilokasi tersebut juga dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang,” katanya. Kondisi yang akan berlangsung hingga 4 hari kedepan itu kembali membuat BMKG memberikan himbauan kepada seluruh masyarakat dan pelaku usaha, Penggua jasa transportasi Laut, Nelayan dan wisata bahari di Wilayah pesisir Lampung untuk lebih hati-hati dan waspada. “Karena saat ini sudah masuk musim hujan dan angin barat yang cenderung kencang dan berdampak cuaca ekstrim,” pungkasnya. (rnd)

Sumber: