DPTHP Pastikan Banjir Kembali Melanda Palas dan Sragi
Petugas Masih Mendata, CBD Lamsel Hanya untuk 500 Hektare
KALIANDA - Musim tanam rendengan (penghujan\'red) tahun ini memang menjadi momok para petani di Kabupaten Lampung Selatan. Belum usai masalah banjir pada lahan pertanian yang menyebabkan 357 padi gagal panen (puso\'red), hujan deras kembali terjadi dan dipastikan mengalami banjir susulan. Kepastian tersebut disampaikan Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Lamsel Mugiyono, S.P., kepada Radar Lamsel, kemarin. Meski belum memberikan data secara kongkret, dia menyebutkan jika lahan pertanian di Kecamatan Palas dan Sragi kembali direndam banjir. \"Ya, hujan deras tadi malam yang cukup lama menyebabkan banjir susulan pada lahan pertanian di Kecamatan Palas dan Sragi. Tapi, berapa hektare lahan yang terendam belum kami terima laporannya. Petugas lapangan masih mendata,\" ungkap Mugiyono dikantornya. Pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak mengenai kondisi tersebut. Sebab, hujan yang turun tidak bisa di predeksi. \"Namanya ini masalah alam. Tidak bisa diprediksi. Yang jelas, pemerintah siap memfasilitasi para petani yang mengalami musibah,\" imbuhnya. Mengenai upaya DPTHP untuk membantu 357 hektare padi yang puso beberapa waktu lalu, pihaknya masih menunggu data by name by addres dari petugas lapangan. Sehingga, akan diketahui berapa jumlah bibit dari cadangan bibit daerah (CBD) yang bakal diajukan kepemprov Lampung. \"Petugas masih belum selesai melakukan pendataan. Karena, mereka itu langsung mendata satu persatu petani. Kalau mereka ikut asuransi, per hektare nya bakal diganti Rp6 juta. Kalau sudah ketahuan berapa yang ikut asuransi, kita bisa ketahui berapa hektare yang harus dibantu melalui CBD,\" terangnya. Lebih lanjut dia menerangkan, CBD yang dimiliki Lamsel hanya mencukupi untuk 500an hektare padi. Namun, DPTHP siap mengajukan kuota tambahan ke pusat. \"Kalau toh memang banjir hari ini kembali menyebabkan puso, kita siap meminta tambahan kuota CBD ke pusat. Kita lihat dulu saja data yang dihimpun oleh petugas lapangan,\" pungkasnya. (idh)Sumber: