Temukan Kasus DBD, Puskesmas Kalianda Lakukan Fogging

Temukan Kasus DBD, Puskesmas Kalianda Lakukan Fogging

KALIANDA – Masyarakat Kecamatan Kalianda diminta lebih mawas diri terhadap nyamuk aedes aegipty penyebab DBD (demam berdarah). Pasalnya dalam kurun waktu 2 pekan terakhir, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Kalianda telah menemukan 3 penderita DBD, satu kasus ditemukan di Desa Palembapang dan dua diantaranya ditemukan di Desa Maja. Penemuan kasus ini membuat pihak UPT Puskesmas Kalianda langsung menindaklanjuti dengan melakukan fogging dilokasi penemuan kasus DBD didua desa itu, Senin (6/3) kemarin. Kepala UPT Puskesmas Kalianda Rosmeli, S.Km.,M.Kes mengatakan, pihaknya masih menindaklanjuti kasus DBD tersebut dengan melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) kerumah sekitar tempat penemuan kasus DBD. Menurut Rosmeli, PE itu dilakukan karena pihaknya menemukan jentik-jentik nyamuk aedes aegipty ditempat-tempat genangan air yang ada di ban bekas, penampungan air, batok kelapa dan tempat lainnya. “Penemuan kasusnya hanya berjarak satu minggu. Dengan dasar itu maka dilakukan fogging fokus dilokasi sekitar rumah penderita yang bertujuan untuk membunuh nyamuk dewasa saat di semprot,” kata Rosmeli kepada Radar Lamsel. Rosmeli mengatakan, dalam kurun waktu 2 hingga 3 hari setelah fogging, nyamuk akan bisa kembali muncul. Untuk mengantisipasi hal ini, Puskesmas Kalianda menyediakan bubuk abate yang dibagikan secara gratis ke masyarakat untuk mengendalikan jentik nyamuk. “Fungsinya untuk ditaburkan ke penampungan air yang tidak dikuras lebih dari 1 minggu,” lanjutnya. Supaya lebih efektif, pihak Puskesmas Kalianda memberikan cara pencegahan yang lain dengan mengikutsertakan peran masyarakat dalam hal pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan menerapkan 3M Plus (Menguras, Menutup, Menimbun). “Plus memakai kelambu pada saat tidur, menggunakan lotion anti nyamuk dan memasang kasa pada ventilasi rumah. Cara ini akan efektif mencegah timbulnya jentik-jantik nyamuk aedes aegipty,” pungkasnya. (rnd)

Sumber: