Banyak Pengendara Tumbang, Waskita Kembali Bergeming

Banyak Pengendara Tumbang, Waskita Kembali Bergeming

SIDOMULYO – Buruknya akses jalan akibat pembangunan mega proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) kerap membahayakan pengguna jalan. Kemarin, empat pengendara motor tumbang dilokasi pembangunan JTTS ruas Sidomulyo Stationing (STA) 39 – 40 tepatnya didusun Katibung, Desa Sidomulyo yang menghubungkan dengan Kecamatan Candipuro. Itu diakibatkan pengalihan jalan yang dilakukan oleh rekanan PT. Waskita Karya sehingga jalan yang berbalut tanah merah menjadi licin saat hujan dan berkerak bak bebatuan ketika panas. Yono (38), warga Desa Seloretno Kecamatan Sidomulyo adalah salah satu korbannya. Ia terjatuh bersama anak dan isterinya ketika melintasi jalur tersebut. “ Memang sering saya melihat pengendara terjatuh, bukan sekali dua kali tapi berkali-kali. Nah, sialnya giliran saya yang jatuh akibat jalan licin,” kata dia kepada Radar Lamsel, di STA 39 – 40, Minggu (1/4) kemarin. Kondisi ini tentu saja merugikan Yono dan pengendara lainnya. Bahkan secara bersamaan tiga pengendara lain juga ikut terjatuh bersama dengan Yono dan keluarganya. “ Bahaya kalau dibiarkan begini terus, bisa-bisa memunculkan korban. Maunya sebagai penanggungjawab tanah-tanah yang membalut jalan dibersihkan dengan tertib supaya tidak menimbulkan bahaya bagi pengendara motor,” kata dia. Sementara Yati (37) pengendara motor asal Candipuro yang ikut terjatuh dilokasi menyatakan ketidaknyamanannya ketika melintas dijalan yang dialihkan akibat pembangunan JTTS. “ Masa iya warga dihadapkan dengan jalan licin, dan tidak ada akses lain selain jalan licin ini. Terus terang hak kami sebagai pengguna jalan sudah direnggut,” terangnya. Sementara Kepala Desa Sidomulyo Sutanto menerangkan pengalihan jalan dikarenakan adanya pembangunan fly over di STA 39 – 40 yang masuk Dusun Katibung Desa Sidomulyo. “ Kalau wilayahnya masuk Sidomulyo, jalan dialihkan akibat ada pembangunan fly over yang tak kunjung selesai,” ujar Sutanto saat dikonfimasi. Sementara Camat Sidomulyo Affendi mengaku tidak ada jalan lain selain jalan tersebut. Ini menyulitkan pihaknya untuk menemukan opsi lain selain menyarankan pihak Waskita Karya untuk rutin menyingkirkan tanah merah yang melumuri jalan. “ Kalau sehari saja ada empat pengendara yang jatuh artinya perlu ada tindakan serius. Paling tidak Waskita Karya sebagai pelaksana proyek rutin membersihkan tanah merah supaya tidak membahayakan,” sebut Affendi. Solusi satu-satunya itu kata dia harus dijalankan secara rutin untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. “ Maka pengendara juga harus berhati-hati saat melintas, disisi lain Waskita harus peka untuk mengatasi persoalan semacam ini,” terangnya. Dari keterangan pekerja harian lepas di JTTS STA 39 – 40 pihaknya berdalih kerap melakukan pembersihan terhadap jalan provinsi itu. namun kendalanya kata dia, ketika hari libur banyak pekerja yang absen sehingga kekurangan tenaga. “ Sudah sering kok dibersihkan, tapi karena ini hari Minggu atau hari libur belum sempat dibersihkan,” ucap pekerja yang enggan menyebut nama. (ver)

Sumber: