Proyek Rp 3,9 M Tuai Cibiran

Proyek Rp 3,9 M  Tuai Cibiran

WAY SULAN – Peningkatan ruas jalan Pemulihan – Karang Pucung, Kecamatan Way Sulan senilai Rp 3.914.000.000,- yang dikerjakan oleh PT. Fajar Sumber Hidayat kembali menuai cibiran terkait proses pengerjaannya. Itu setelah warga buka suara bahwa material yang digunakan bukan batu kualitas wahid. Akibatnya, pembanganan yang menelan anggaran hampir Rp 4 miliar itu dikhawatirkan tak sesuai ekspektasi publik. Kepala Desa Karangpucung Hj. Kusyati mengaku kecewa dengan apa yang dijumpai dilapangan. Dilihat dari kacamatanya, material yang digunakan sekelas proyek APBD dinilai kurang ideal. “ Sudah banyak warga yang melapor ke pemerintah desa, kalau meterial utamanya batu yang digunakan kurang layak. Kami hanya khawatir tak bertahan lama,” ujar Kusyati kepada Radar Lamsel, Senin (23/4) kemarin. Kusyati mengatakan, sudah pernah menegur pengawas proyek tersebut. Berdasarkan keterangannya, keluhan warga sudah disampaikan kepada rekanan PT. FSH namun belum ada tanggapan berarti. “ Pernah saya tegur pengawas lapangannya, tapi pengakuannya laporan itu sudah diteruskan. Nyatanya sampai saat ini belum juga ada tanggapan serius baik dari rekanan maupun instansi terkait,” sebut dia. Lebih lanjut dia menjelaskan, dengan besaran nominal pengerjaan masyarakat dua desa otomatis menuntut kualitas yang tak mengecewakan. Dari sudut pandang itulah mengapa dirinya keukeh menegur petugas dilapangan. “ Sebagai pemerintah desa wajar saja kalau kami menyampaikan teguran. Toh kalaupun spsifikasinya sesuai standar kami juga tak akan komplain,” terangnya. Masih kata Kusyati, sejak bergulirnya pengerjaan jalan yang bersumber dari APBD Lamsel 2018 itu. Pemerintah desa tak pernah mendapat pemberitahuan baik secara lisan maupun tertulis. “ Nggak ada komunikasi juga ke desa, tahu-tahu sudah bergulir saja. Nanti kalau pekerjaannya buruk, desa juga yang dipertanyakan. Padahal kami sudah menegur,” tambahnya. Sebelumnya, Proyek peningkatan ruas jalan Pemulihan – Karang Pucung senilai Rp 3.914.000.000,- yang dikerjakan oleh PT. Fajar Sumber Hidayat dianggap warga tak beres. Itu setelah spesifikasi batu yang digunakan jauh dari standar mutu proyek APBD. “ Batu yang digunakan bukan batu kualitas wahid, warga lebih mengenal batu itu dengan batu muda yang mudah pecah,” ujar Sobirin (40) warga setempat. (ver)

Sumber: