TPID Klaim Lamsel Deflasi 0,26 Persen

TPID Klaim Lamsel Deflasi 0,26 Persen

Sejumlah Komoditi Pangan Alami Kenaikan Menjelang Ramadhan

KALIANDA – Harga kebutuhan pokok yang cenderung mengalami penurunan pada periode Bulan April 2018 membuat inflasi daerah di Kabupaten Lampung Selatan menurun dan pertumbuhan ekonomi masyarakat membaik. Pasalnya, menurut perhitungan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) pada periode Mei 2018 Lamsel mengalami deflasi 0,26 persen. Menurut Kabag Perekonomian Setdakab Lamsel Maturidi Ismail, SH, harga komoditi di sejumlah pasar mengalami penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 127,99 persen menjadi 127,66 persen. Khususnya, pada kelompok bahan makanan sebesar -0,96 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,11 persen. “Kenaikan indeks atau inflasi terjadi pada kelompok perumahan sebesar 0,30 persen, sandang 0,23 persen, kesehatan 0,15 persen dan transportasi dan komunikasi sebesar 0,11 persen. Berdasarkan perhitungan inflasi tahun kalender Januari 2018 sampai April 2018 adalah sebesar 0,66 persen. Sementara inflasi year on year (YOY) kumulatif Mei 2017 – April 2018 sebesar 4,23 persen,” ungkap Maturidi usai paparan perkembangan inflasi daerah di Aula Krakatau Kantor Bupati Lamsel, kemarin. Dia menjelaskan, beberapa komuditas pangan yang ikut andil menurunkan inflasi daerah diantaranya adalah beras yang mengalami penurunan 0,22 persen, daging ayam ras 0,12 persen, kangkung 0,06 persen, bawang merah 0,05 persen, ikan 0,02 persen, gula pasir 0,02 persen, telur ayam ras 0,02 persen dan daging sapi 0,02 persen. “Memang siklus tahunan jika di bulan April – Mei selalu mengalami deflasi. Maka, kita terus berupaya menjaga ketersediaan pasokan makanan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif. Supaya, inflasi bisa terus ditekan,” tutupnya. Sementara itu, Ketua Tim Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Perwakilan Lampung Meily Ika P mengharapkan, TPID Lamsel bisa menjaga ketersediaan pasokan bahan makanan serta kelancaran distribusi dan komunikasi melalui pengadaan infrastruktur yang memadai. Sehingga, inflasi daerah bisa semakin stabil dan pertumbuhan ekonomi masyarakat semakin baik. “TPID harus menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok ini. Caranya adalah semua sektor harus diperkuat. Mudah-mudahan, penurunan inflasi ini bukan hanya terjadi dibulan ini seperti siklus tahunan,” pungkasnya. Namun sebaliknya, berdasarkan pantauan Radar Lamsel di Pasar Inpres Kalianda terdapat kenaikan harga yang cukup signifikan terhadap sejumlah komoditas pangan. Misalnya harga telur ayam ras yang biasanya Rp24.000 per kilogram naik menjadi Rp25.000 per kilogram. Lalu, cabe merah dari Rp35.000 menjadi Rp40.000 per kilogram. Bawang merah yang sebelumnya hanya Rp28.000 naik menjadi Rp32.000. Bawang putih dari harga sebelumnya Rp33.000 menjadi Rp36.000 per kilogram dan ayam potong yang biasanya berkisar antara Rp38.000-40.000 menjadi Rp44.000. Kenaikan ini mungkin disebabkan karena adanya lonjakan kebutuhan rumah tangga saat memasuki bulan Ramadhan. (idh)

Sumber: