Rina Maulida, Remaja dengan Gangguan Penglihatan yang Hafal Al-Qur’an
Keterbatasan tidak selalu menjadi jurang penghalang seseorang untuk mencapai sebuah prestasi. Justru, hal itu terkadang menjadi motivasi yang kuat. Seperti halnya Rina Maulida (14) yang memiliki kekurangan dalam penglihatan namun dia mampu menghafal ayat suci Al-Qur\'an. Seperti apa kesehariannya ? Laporan IDHO MAI SAPUTRA, KALIANDA Anak kedua dari dua bersaudara pasangan Ridwan HS (46) dan Zulina Wati (41) memang dilahirkan dengan kekurangan. Ya, mata anak perempuannya ini mengalami gangguan pada kornea. Sehingga, penglihatan Rina terganggu atau rabun. Rina hanya bisa melihat dari jarak kurang dari 50 centimeter. Hal ini, membuat Rina tidak bisa mengenyam pendidikan diusia normal. Namun, meski terlambat mengikuti pelajaran di sekolah dia tetap memiliki keinginan yang keras. Diusia 8 tahun, Rina baru masuk ke SD di dekat rumahnya dan saat ini baru saja menyelesaikan UAN SD diusianya yang menginjak remaja atau 14 tahun. Keterbatasan penglihatan Rina tidak membuatnya minder atau malu. Justru, Rina menunjukan bahwa dirinya adalah sosok anak yang berbakti pada orang tua. Dia sering kali membantu pekerjaan rumah orang tuanya. Bahkan, kemanapun dia pergi bermain tidak pernah menyusahkan keluarganya. “Rina anak yang mandiri. Dia berangkat ke sekolah atau ke TPA tidak pernah diantar. Tapi, kadang kami khawatir. Karena sudah terbiasa, akhirnya kami percaya kalau dia mampu mengatasi permasalah yang ada di dalam dirinya,” ucap Ridwan kepada Radar Lamsel, kemarin. Ridwan melanjutkan, dirinya sempat terkejut mengetahui anaknya yang memiliki kekurangan dalam penglihatan itu melantunkan ayat Al-Qur\'an tanpa menyimak Al-Kitab. Hal itu, sering dia dengar seusai Rina pulang belajar mengaji setiap hari di TPA yang tidak jauh dari rumah nya. “Setiap hari dari pukul 16.00 sampai 17.30 dia belajar mengaji. Surat yang dipelajarinya, selalu diulangi sesampai dia dirumah. Kami sebagai orang tua nya hanya bisa menyimak melalui Al-Qur\'an. Kadang kami sampai terharu,” imbuhnya. Kegemaran Rina dengan urusan agama memang ditunjukan dalam kesehariannya. Di bulan Ramadhan ini, Rina selalu menyimak acara televisi yang berkaitan dengan kerohanian. Mimpi agar anaknya seperti anak-anak normal menjadi keinginan keras Ridwan yang berprofesi sebagai petani. Namun, keterbatasam pendapatan memaksa mereka hanya diam dan tak mampu berbuat banyak. “Kami pernah membawanya ke RSUD Bob Bazar. Namun tidak mampu. Kami dapat surat rujukan ke RS Cipto Mangunkusumo Jakarta. Tapi kami tidak mampu untuk menanggung biayanya. Entah berapa biaya yang harus kami siapkan,” terangnya. Namun begitu, Ridwan tetap ingin menuntun anaknya untuk menggapai cita-citanya meski dalam kondisi serba kekurangan. “Rina punya mimpi bisa melanjutkan sekolah ke pesantren,” lanjutnya. Sejauh ini, Rina belum penah mendapatkan perhatian dari pemerintah. Padahal, Pemkab Lamsel melalui jajaran kecamatan dan desa tengah gencar menjaring warganya yang memiliki keterbatasan untuk diobati. Di kediamannya Desa Jondong, Kecamatan Kalianda Radar Lamsel melihat sendiri aktifitas Rina yang sedang menyaksikan acara ajang pencarian bakat dibidang Hafisd Qur\'an. Dengan cermat, Rina mengamati dan mengikuti lantunan ayat suci Al-Qur\'an yang dibawakan oleh para kontestan. “Senang kalau mendengar orang baca Al-Qur\'an. Saya suka sama membaca Al-Qur\'an. Suatu hari, saya ingin sekolah di pesantren,” kata Rina saat berbincang dengan Radar Lamsel dengan sedikit malu-malu. Rina mengaku, kebiasaannya menghafal Al-Qur\'an diajarkan oleh guru mengajinya di TPA. “Belum sampai Khatam. Masih belajar terus. Guru TPA yang menyampaikan, saya yang menyimak dan menghafalnya,” lanjut dia. Rina mengaku sangat senang belajar Al-Quran. Dalam satu hari, sedikitnya tiga surat mampu dia hafalkan. Meski hidup dengan keterbatasan penglihatan, Rina memiliki cita-cita yang cukup tinggi. Bahkan, Rina tidak pernah malu untuk bermain dengan teman-teman sebayanya. “Saya bersyukur dengan kondisi sekarang ini. Saya masih bisa sekolah, bermain dengan teman-teman dan bisa membantu orang tua walaupun hanya sebatas memasak dan menyapu halaman rumah,” pungkasnya. (*)
Sumber: