Pengerasan Jalan Poros jadi PR Rekanan JTTS
SIDOMULYO – Buruknya kondisi jalan poros penghubung Kecamatan Sidomulyo – Candipuro imbas dari pembangunan tol menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi rekanan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Jalur tersebut kerap menyulut emosi warga lantaran kondisinya yang licin. Tak jarang pengendara yang melintas dipaksa tumbang dari kendaraannya karena terjatuh. Camat Sidomulyo Eko Irawan mengatakan, tanggungjawab rekanan dalam pengerasan jalan mutlak adanya. Maka belajar dari yang sudah lalu jangan berikan kesempatan jalan licin untuk dilalui masyarakat. “ Artinya ketika sudah ada tanda-tanda jalan mulai buruk, tugas rekanan JTTS lah yang melakukan pengerasan. Agar kondisi jalan tak sulit dilalui,” ujar Eko Irawan saat inspeksi mendadak (Sidak) di perbatasan Sidomulyo – Candipuro, Jum’at (20/5) pekan lalu. Bukan tanpa alasan pria 32 tahun itu tiba-tiba sidak, sebab awal-awal ramadhan menjadi titik balik kesabaran warga diuji dengan kondisi jalanan licin. “ Saat kami datang memang rekanan JTTS mengakui, kalau pada saat awal puasa para pekerja libur. Disisi lain sehari sebelum puasa curah hujan cukup tinggi sehingga menyebabkan jalan licin,” kata dia. Eko melanjutkan, evaluasi kinerja rekanan JTTS terhadap kepedulian infrastruktur milik pemerintah mesti diperketat. Ia tak ingin ada cerita pengendara terjatuh dilokasi yang sama. “ Rekanan sudah berkomitmen untuk melakukan pengerasan, maka kita pantau terus sejauh mana komitmen itu dipegang oleh mereka (rekanan ‘red),” ucapnya. Orang nomor satu di Sidomulyo ini menjelaskan proses pengerasan jalan yang mesti dilakukan meliputi penimbunan batu sabes, menguruk tanah timbun yang menutupi jalanan hingga melakukan pemadatan dengan alat berat. “ Kisi-kisi itu harus dijalankan, kami tak membenarkan penimbunan dengan tanah. Sebab bila itu dilakukan justru dapat memperburuk kondisi jalanan saat diterpa hujan,” imbuhnya. Sementara pekerja harian lepas JTTS STA 47 mengatakan pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin mengurangi licinnya kondisi jalan akibat dilumuri tanah. Saat ini lanjutnya pengerasan dengan menggunakan sabes jadi perhatian utamanya. “ Tidak diperbolehkan lagi menimbun jalan berlubang dengan tanah, diutamakan sabes. Tapi memang ketika awal puasa lalu, para pekerja libur sehingga jalan sempat licin,” ujar Agus (37) pekerja harian lepas STA 47. (ver)
Sumber: